KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA
Seiring dengan
perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950-an. Weiss
(1947) menggambarkan beda perawatan
kesehatan jiwa dengan perawatan umum yaitu adanya terapi sikap. Perawat menggunakan sikap yang baik dalam
menyembuhkan pasien.
Dalam mengimplementasikan terapi
ini, perawat mendemonstrasikan penerimaan,
pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi. Pada
realitas, klien diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat
harus sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien.
Perawatan kesehatan jiwa adalah proses
berhubungan yang meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang akan menyokong
integritas fungsi. Yang dimaksud klien meliputi individu, kelompok, keluarga,
organisasi atau masyarakat.
Menurut
American Nurses Association (ANA )
divisi perawatan kesehatan jiwa,
mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa
sebagai area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku
manusia dan diri sendiri secara terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan jiwa klien dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat
dimana klien berada.
Beberapa model
konseptual perawatan kesehatan jiwa:
1.
Model
Psikoanalisa
Merupakan
model yang pertama dikemukakan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisa meyakini bahwa
penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan dengan perkembangan pada
masa anak.
Setiap fase
perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus dicapai. Gejala merupakan
symbol dari konflik. Proses terapi psikoanalisa memakan waktu yang lama.
2.
Model
Interpersonal
Model ini
dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan. Sebagai tambahan Hildegard Peplau
mengembangkan teori interpersonal perawatan. Pandangan interpersonal terhadap
penyimpangan perilaku, teori interpersonal meyakini bahwa perilaku berkembang
dari hubungan interpersonal.
Sullivan
menekankan besarnya pengaruh perkembangan masa anak-anak terhadap kesehatan
jiwa individu.
Kecemasan
pertama yang sungguh-sungguh dialami sewaktu bayi pada saat merasakan kecemasan
ibu. Selanjutnya kecemasan dihubungkan dengan penolakan/tidak direstui oleh
orang-orang yang dekat/penting bagi individu. Jika anak hanya menerima stimulus
penolakan atau kecemasan atau kritik, maka anak akan mengembangkan sistem diri
yang negatif.
Menurut
Sullivan: individu memandang orang lain sesuai dengan yang ada pada dirinya.
- Dorongan untuk kepuasan
Berhubungan
dengan kebutuhan dasar seperti: lapar, tidur, kesepian, nafsu.
- Dorongan untuk keamanan
Berhubungan
dengan kebutuhan budaya seperti penyesuaian norma sosial, nilai suatu kelompok
tertentu
Proses
terapi
Mengoreksi
pengalaman interpersonal dengan mengalami hubungan yang sehat dengan terapis,
klien akan belajar berhubungan interpersonal yang memuaskan dengan re-edukasi
dan mengembangkan hubungan saling percaya.
3.
Sosial
Model
Model ini
berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman
hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku, kondisi sosial
bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang dianggap normal
pada suatu daerah tertentu mungkin sebagai penyimpangan pada daerah yang lain.
Individu yang
sudah dilabel/dicap jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma lingkungan,
maka perilaku tersebut memerlukan perawatan/dirawat.
Menurut Szazz,
individu bertanggung jawab terhadap perilakunya. Individu tersebut harus mampu
mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang diharapkan masyarakatnya.
Kaplan,
meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Oleh karena itu,
konsep pencegahan primer, sekunder dan tertier sangat penting. Situasi yang
dapat menjadi pencetus:
- Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.
- Kurang mampu mengatasi stress.
- Kurang support system.
Situasi
tersebut di atas dapat diantisipasi dan dapat dicegah.
Proses terapi:
- Prevensi primer
- Kesehatan jiwa masyarakat
- Crisis intervensi
4.
Eksistensi
Model
Teori ini
berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan disini. Pandangan model
eksistensi terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika
individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Keasingan akan dirinya
dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan ataularangan pada diri individu.
Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang kesadaran akan dirinya dan
penerimaan diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan
orang lain.
Klien sudah
kehilangan atau tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada
eksistensinya.
Proses terapi:
- Rasional Emotif Therapy
Konfrontasi
digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien didorong untuk
menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan dilakukan.
- Terapi Logo
Merupakan
terapi orientasi masa depan (future
orientated therapy). Individu meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa
arti berarti tidak eksis. Tujuan: agar individu sadar akan tanggung jawabnya.
5.
Model
Komunikasi
Komunikasi
membedakan manusia dengan organisme lain. semua perilaku mengkomunikasikan
sesuatu. Mengerti arti perilaku tergantung dari kejelasan komunikasi antara
pengiriman dan penerima.
Penyimpangan
terjadi jika pesan yang disampaikan tidak jelas, penyimpangan komunikasi
menyangkut verbal dan non verbal, posisi tubuh, kecepatan dan volume suara atau
bicara. Proses terapi:
a.
Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah.
b.
Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif.
c.
Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak
efektif.
d.
Melakukan analisa proses interaksi.
e.
6.
Model
Perilaku
Dikembangkan
oleh H.J. Eysenck, J. Wilpe dan B.F. Skinner. Terapi modifikasi perilaku
dikembangkan dari teori belajar (learning theory).
Belajar
terjadi jika ada stimulus dan timbul respon, serta respon dikuatkan
(reinforcement).
Respon
dikuatkan dengan cara pengulangan terhadap sesuatu hal dan pemberi
reinforcement.
Proses terapi
a.
desentisasi dan relaksasi
desentisasi
dan relaksasi sering dilakukan bersama-sama.
Klien dapat
mengalami cemas dari yang ringan sampai yang berat, dan mempratekkan tehnik
relaksasi
b.
asertif training ; adalah belajat menggunakan kemampuan
berdiri pada kekuatan dan hak sendiri tanpa menyinggung.
c.
Positif training
Dipakai untuk
mendorong perilaku sosial khususnya klien khronik yang dirawat, pengalaman yang
menyenangkan akan mendorong pengalaman pada waktu yang akan datang.
d.
Self regulasi
Dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
-
1 set standar ketrampilan
- self observasi
-
Self evaluasi
-
Self reinforcement
7.
Medikal
Model
Berfokus pada
diagnose penyakit, sehingga pengobatan didasarkan pada diagnose itu.
Medical model
terus mengeksplorasi penyebab gangguan jiwa secara ilmiah.
Pandangan
medical terhadap penyimpangan perilaku:
Banyak
pendapat medical model bahwa penyimpangan perilaku merupakan manifestasi
gangguan sistem syaraf pusat (SSP). Dicurigai bahwa depresi dan schizophrenia
dipengaruhi oleh transmisi impuls neural, serta gangguan synaptic; yaitu
masalah biokimia, faktor lingkungan dan sosial diperhitungkan sebagai faktor
pencetus.
Proses
terapi
Hubungan klien
dokter merupakan hubungan percaya dan
mengikuti rencana pengobatan.
a.
pengobatan meliputi jangka pendek dan jangka panjang
b.
terapi supportif
c.
insight oriented terapi yaitu belajar meroda mengatasi
stressor.
d.
8.
Model
Keperawatan
Pendekatan
keperawatan berdasarkan :
a.
teori sistem
b.
teori perkembangan
c.
teori interaksi
d.
pendekatan holistic
e.
pendekatan proses keperawatan
9.
perbandingan model biomedik dengan keperawatan (Stuart
& Sundeen, 1999, hal 55)
andangan model keperawatan
terhadap penyimapngan perilaku, asuhan keperawatan berfokus pada respon
individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial, dengan berfokus
pada :
- rentang sehat sakit
- teori dasar keperawatan
- tindakan keperawatan
- dampak atau hasil tindakan
Perilaku
manusia berada pada rentang adaptif – maladaptive, perilaku yang diobservasi
merupakan hasil dari berbagai faktor.
Proses terapi
menggunakan prosedur proses keperawatan
Pengkajian-diagnose-perencanaan-tindakan
eveluasi
Teori
keperawatan dengan teori modalitas.