Blog Seputar Cara Menghilangkan Jerawat, Cara Menghilangkan Bekas Jerawat, Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami, Cara Menghilangkan Komedo, Cara Memutihkan Wajah ,Cara Memutihkan Kulit, Cara Memutihkan Gigi, Cara Manfaat Daun Sirsak , Artikel Kesehatan , Makalah Kesehatan, Tips Kesehataan, Skripsi Kesehatan, manfaat dan Khasiat Daun, contoh surat.Contoh makalah

VIRUS HERPES ZOSTER |GEJALA DAN PATOGENESIS| DIAGNOSIS, PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Advertisement
Advertisement

Virus Herpes zoster


Herpes ini sering disebut  “shingles” atau zona atau varicella zoster (VZV), yang merupakan penyakit virus dengan terciri adanya lesi kulit yang sakit dan terasa panas terlihat lepuh-lepuh kecil bernanah padasebagian tubuh kadang memanjang sepanjang saraf perifer.  Virus akan mengalami periode laten didalam badan sel saraf (simpul saraf/dendrite)dan jarang berlokasi pada sel satelit saraf (percabangan saraf/akson). Prevalensi kejadian infeksi “varicela herpes zoster” sekitar 1,2 sampai 3,4 setiap 1000 individu, dan dapat meningkat sampai 3,9 – 11,8 setiap tahun untuk per 1000 orang diantara umur sekitar 65 tahunan. Obat antivirus dapat meredakan keparahan gejala penyakit dan mempercepat kesembuhan sampai 7 atau sepuluh hari lebih awal.
Etiologi
Varicella zoster virus (VZV) adalah virus yang beramplop, virus DNA (ds) dengan capsid icosahedral, merupakan virus yang termasuk dalam famili Herpesviridae, Virus ini ada hubungannya dengan Epstein-Bar virus (EBV) dari subfamili seperti pada herpes simplex virus (HSV-1 dan HSV-2). Virion VZV adalah spherik dengan ukuran diameter sekitar 150nm sampai 200nm dengan panjang ukuran genom sekitar 125000 pasangan basa. Kap sid dikelilingi oleh sejumlah bangunan menyerupai protein yang disebut tegument yang merupakan materi awal untuk bereproduksi dalam sel yang di infeksi. Tegument diselubungi oleh amplop glikoprotein yang terlihat pada  bagian luar dari virion. Amlopop glikoprotein tersebut adalah gB, gC, gE, gH, gI, gK dan gL seperti pada HSV. VZV sering menyebabkan penyakit chickenpox/cacar ayam pada anak dan menyebabkan “posttherpetic neuralgia” pada orang dewasa.
Pada umumnya infeksi herpes zoster terjadi dengan tiba-tiba dan tidak terjadi outbreak atau tidak ada epidemik. Tetapi pada daerah subtropis penyakit cacar ayam (chickenpox) pada anak sering terjadi  pada musim dingin dan musim semi, ditularkan melalui kontak bersinggungan dengan penderita atau pembawa penyakit/karier. Pada daerah tropik penyakit kebanyakan terjadi pada orang dewasa, insiden sering terjadi pada orang yang berumur lebih dari 55 tahun, dan kadang erat hubungannya dengan kondisi kejiwaan/stress. 

Gejala dan patogenesis


Gejala awal yang terlihat adalah gejala umum seperti sakit kepala, demam dam malaise, gejala tersebut tidaklah spesifik sehingga kadang dikelirukan oleh penyakit lain. Gejala tersebut kemudian diikuti dengan rasa sakit seperti terbakar/panas, gatal hiperesthesia (peka/sensitif), parasthesia (sperti ditusuk jarum, geli, gatal). Gejala rasa sakit tersebut kadang ringan sampai berat dan berefek pada radang daerah kulit yang terkena (dermatoma). Pada kebanyakan kasus, setelah 1 sampai 2 hari atau kadang 3 hari mulai terlihat lesi kulit. Rasa sakit dan lesi kulit sering terjadi pada bagian badan, tetapi kadang dapat terjadi pada kulit muka, mata atau bagian lain dari tubuh.  Lesi kulit yang berbentuk lepuh kecil bernanah  terlihat sperti resleting memanjang sepanjang saraf perifer pada kulit. Lesi kemudian berkembang menjadi vescikula kecil berbentuk lepuh kecil-kecil yang berisi eksudat serous dan berubah menjadi gelap, tetapi kadang berubah menjadi memutih waktu meninggalkan jaringan parut setelah mengalami kesembuhan.

Patogenesis atau proses berjalannya penyakit adalah sebagai berikut 1)timbul kluster kecil kecil pada saat virus masih berada dalam badan saraf, 2) lepuh kecil tersebut berisi eksudat cair warna putih,  pada saat virus bergerak ke permukaan saraf tepim 3)  lepuh terbuka mulai mengecil , pada saat jumlah virus mulai menurun, 4) lepuh mengering membentuk keropeng,  pada saat jumlah virus tinggal sedikit, 5) lesi meningglakan titik/bercak putih yang kemudian menghilang, virus sudah menghilang pada saraf tepi. Lesi lepuh tersebut sering terjadi pada lokasi saraf bagian dada dan kemudian merambat ke bagian ketiak dan ke bagian saraf daerah punggung.

   Diagnosis, pencegahan dan pengobatan

Bilamana lesi kulit mulai muncul, identifikasi penyakit dapa dilihat dari gejala yang khas dari infeksi VZV tersebut. Tetapi kadang gejala tersebut dapat dikelirukan dengan infeksi HSV, walaupun bentuk lesinya agak berbeda. Bilamana lesi kulit tidak muncul atau tidak jelas, maka diagnosis agak sulit dilakukan. Uji laboratorium dapat dilakukan dengan jalan mendeteksi adanya antibodi IgM dalam darah. Pada laboratorium yang sudah maju, lepuh dapat diambil dan diuji dengan PCR terhadap DNA VZV atau di lihat dengan elektron mikroskop terhadap partikel virus. Beberapa penelitian mengenai uji diagnosis VZV dengan membedakan antara uji Isolasi virus dengan uji PCR telah dilakukan.  Pada uji dengan kultur virus/isolasi virus diperoleh sensitivitas sekitar 14,3%, sedangkan dengan uji PCRdapat mencapai 100% yang berarti sensitivitstas dan spesivitasnya sangat tinggi.
Pengobatan VZV hanya ditujukan untuk mengurangi keparahan dan mempercepat kesembuhan saja dan juga mencegah terjadinya komplikasi dengan penyakit infeksi lainnya. Pengobatan simptomatis perlu dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya komplikasi neuralgia, tetapi biasanya bila sudah mengalami kesembuhan gejala tersebut hilang dengan sendirinya terutama pada penderita usia muda (<50 th). Orang yang menunjukkan gejala ringan sampai sedang dapat diobati dengan obat analgesik untuk mengurangi rasa sakit. Obat topikal juga dapat dioleskan pada lesi,  obat tersebut mengandung “calamine”.  Obat topikal lain seperti lidocain dapat jua dioleskan pada lesi lepuh, dan obat yang dapat memblok sistem sarah sehingga dapat mengurangi rasa sakit.  Obat antiviral diberikan dapat menghambat replikasi VZV sehingga dapat mengurangikeparahan penyakit dan mempercepat kesembuhan Obat tersebut adalah acyclovir yang telah banyak digunakan sebagai obat standar, tetapi obat lain seperti valaciclovir dan famciclovir terbukti sangat baik digunakan untuk penigobatan infeksi VZV.



Facebook Twitter Google+
Back To Top