Blog Seputar Cara Menghilangkan Jerawat, Cara Menghilangkan Bekas Jerawat, Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami, Cara Menghilangkan Komedo, Cara Memutihkan Wajah ,Cara Memutihkan Kulit, Cara Memutihkan Gigi, Cara Manfaat Daun Sirsak , Artikel Kesehatan , Makalah Kesehatan, Tips Kesehataan, Skripsi Kesehatan, manfaat dan Khasiat Daun, contoh surat.Contoh makalah

MATERI KESEHATAN PENGERTIAN RANCANGAN DAN PERCOBAAN PENCARIAN ANTI KANKER

Advertisement
Advertisement

MATERI KESEHATAN

MATERI POKOK :Rancangan dan percobaan pencarian antikanker :1. desain Percobaan Kemopreventif2. desain Percobaan kemoterapi 

Selama ini untuk mengobati kanker, orang lebih cenderung menggunakan metode terapi modern, seperti kemoterapi dan radiasi. Namun sebenarnya kemoterapi tidak hanya digunakan untuk mengobati kanker tapi juga untuk mencegahnya. Nah kemoterapi yang digunakan untuk pencegahan ini disebut kemoterapi preventif. Subjek kemoterapi adalah para penderita kanker. Targetnya adalah sel kanker yang ada di dalam tubuhnya. Sedangkan kemopreventif, targetnya adalah masyarakat normal atau masyarakat yang belum menderita kanker.Tujuannya untuk menghambat tumor atau kanker. Targetnya adalah sel normal (jinak) agar terproteksi atau tidak terkena kanker. Kemopreventif ini dilakukan dengan mengonsumsi berbagai herbal alami. Diantaranya, Kunyit, Temu Lawak, Jahe, teh Hijau, Kedele, Anggur, madu, Bawang Putih, Kubis, dan Brokoli. Sayangnya, banyak diantara tanaman herbal asli Indonesia itu yang diteliti di Amerika Serikat dan dipatenkan di sana. Beberapa jenis tanaman herbal Indonesia yang bisa mengatasi sel kanker tersebut adalah Sambiloto, akar Pasak Bumi, herba Ceplukan, daun Sambung Nyawa, Kunir Putih, dan biji Jarak. Kenyataan yang sering ditemui adalah bahwa masyarakat yang terkena kanker tidak puas hanya dengan mengkonsumsi obat antikanker (kemoterapi) yang diberikan oleh dokter saja, tetapi juga masih mencari alternatif lain dari tanaman (herbal) yang diyakini memiliki senyawa penangkal yang bersifat antioksidan dan kemopreventif yang berkhasiat antikanker.
Agen Kemopreventif pada umumnya memiliki aktivitas penghambatan perkembangan kanker serta dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan dan menurunkan rasa sakit yang dialami oleh penderita kanker. Agen kemoprevensi awalnya ditujukan untuk perkembangan tumor di awal karsiogenesis sebelum terjadi invasi dan metafisis. Namun, dalam perkembangan, agen kemoprevensi dapat digunakan sebagai agen komplementer untuk meningkatkan efikasi agen kemoterapi. Pendekatan ko-kemoterapi adalah kombinasi antara agen kemopreventif dengan agen kemoterapi agar menghasilkan efek yang lebih baik dibandingkan dengan agen kemoterapi saja. Kanker, lanjutnya, adalah penyakit yang memiliki masa laten relatif panjang. Dengan proses yang dinamakan karsinogenesis terjadi mutasi genetik pada gen berperan pada proses pertumbuhan sel. Kemoprevensi adalah upaya penggunaan agen sintetik atau bahan alam, baik tunggal maupun campuran untuk mencegah, menghambat, dan mengembalikan fungsi normal dari proses perkembangan penyakit
Perubahan-perubahan genetik dan ekspresi protein yang semakin banyak pada proses karsiogenesis, menjadi dasar penting untuk pengembangan agen kemoprevensi kanker. Agen ini diharapkan dapat menghambat karsiogenesis dan dapat memacu kematian sel kanker
Pengembangan antikanker dan kemopreventif dengan didasarkan pada pengaturan siklus sel diarahkan pada penghambatan terjadinya proses pembelahan sel kanker sehingga senyawa ataupun protein yang dihasilkan oleh penderita kanker dapat mencegah terjadinya sintesis DNA dan mitosis. Pada berbagai kasus kanker, sering ditandai dengan hilangnya pRb, inaktivasi p16INK4, amplifikasi Cdk-4, dan meningkatnya ekspresi cyc D1 yang akan memacu proliferasi sel kanker. Hal lain yang juga berpengaruh pada timbulnya kanker adalah terjadinya mutasi pada gen p53 dan bcl2. Strategi pengembangan obat antikanker pada proses ini dapat diarahkan untuk menghambat cyc D1, dan bcl2 serta aktivasi untuk meningkatkan ekspresi p16INK4 dan p53.
Pada penelitian kemopreventif ini akan dimulai dengan bioassay guided fractionation akar pasak bumi terhadap sel kanker mulai dari ekstrak, fraksi, dan isolat hingga diperoleh isolat aktif. Selanjutnya untuk mengetahui mekanisme aksi perlu dilakukan uji mekanisme molekuler secara in vitro dan in vivo.
Mekanisme Senyawa Kemopreventif
Pemahaman tentang proses karsinogenesis merupakan pengembangan strategi dalam pengobatan penyakit kanker. Pendekatan terapi kanker menggunakan agen kemopreventif lebih menjanjikan daripada obat antikanker konvensional. Agen kemopreventif sendiri dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menghambat dan menekan proses karsinogenesis pada manusia sehingga pertumbuhan kanker dapat dicegah (Kakizoe, 2003).
Pada terapi kuratif kanker, pengembangan agen kemopreventif didasarkan pada regulasi daur sel termasuk reseptor-reseptor hormone pertumbuhan dan protein kinase, penghambatan angiogenesis, penghambatan enzim siklooksigenase-2 (COX-2), dan induksi apoptosis. Agen kemopreventif mempunyai target aksi spesifik melalui mekanisme-mekanisme molekuler tersebut. Ketidaknormalan pada daur sel dan regulasi apoptosis, peningkatan enzim COX-2, dan proses angiogenesis hanya terjadi pada sel yang terkena kanker meskipun pada beberapa kasus angiogenesis terjadi pada jantung. Oleh karena itu, agen kemopreventif relatif aman dan tidak berpengaruh pada sel normal.
Pendekatan terapi kanker melalui antiangiogenesis dapat dilakukan dengan agen vaskulostatin yaitu agen yang dapat menghambat proses pembentukan pembuluh darah baru (Matter, 2001). Sel kanker mengalami kematian karena tidak mendapat suplai nutrisi dan oksigen. Penghambatan angiogenesis menjadi titik tangkap yang penting dalam pengobatan kanker. Penyebaran sel kanker secara hematogenik dan limfogenik sangat berhubungan dengan angiogenesis. Sel-sel tumor mengadakan penetrasi dengan cepat melalui sel endotel dan mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh dan menyebar ke organ lain (Folkman, 1976). Inisiasi, invasi, dan metastatis kanker diyakini sebagai peristiwa yang sangat tergantung pada angiogenesis. Berdasarkan sebuah pandangan praktis, sebagian besar inhibitor angiogenesis juga mempunyai aksi sebagai antiinvasi dan komponen antimetastatis.
Lain hal, terjadinya tumor dan kanker ganas (malignan) akan memicu ekspresi COX-2 yang berlebih. Peningkatan ekspresi COX-2 diikuti produksi prostaglandin E2 (PGE2) yang berperan dalam proliferasi, dan memacu proses angiogenesis sel kanker (King, 2000). Beberapa senyawa yang digunakan sebagai kemopreventif mempunyai aktivitas menghambat COX-2 sehingga dapat menurunkan tranformasi sel malignan (Surh et al., 2003).
Salah satu fenotip abnormal dari sel kanker adalah disregulasi dari kontrol daur sel, yaitu terjadi gangguan mekanisme kontrol sehingga sel akan berkembang tanpa mekanisme kontrol sebagaimana pada sel normal (Gondhowiardjo, 2004). Retinoblastoma (Rb) dan protein p53 sebagai penekan tumor merupakan protein yang berperan penting dalam pengaturan siklus sel sebagai materi antiproliferasi maupun sebagai pengatur proses apoptosis karena adanya kerusakan DNA. Inaktivasi p53 akan mengakibatkan sel berproliferasi secara berlebihan. Efek antiproliferatif dari beberapa senyawa yang berpotensi sebagai antikanker salah satunya adalah melalui kemampuannya menunda daur sel dengan menghambat aktivitas cyclin-CDK maupun protein-protein kinase lainnya. Agen kemopreventif alami, di antaranya adalah flavonoid, dapat menginduksi penghentian fase G1. Agen kemopreventif lain seperti kurkumin dapat mempengaruhi siklus sel pada transisi fase G0/G1 dan G2/M. Pengaruh agen kemopreventif melalui penghambatan siklus sel dapat menyebabkan sel akan berhenti membelah dan proliferasi sel akan berhenti.
Apoptosis merupakan kematian sel yang diprogram sebagai respon terhadap rangsangan tertentu. Salah satu kelompok protein yang berperan terhadap kematian sel adalah Bcl-2. Beberapa anggota keluarga protein Bcl-2 antiapoptosis seperti Bcl-2, Bcl-XL, Mcl1, dan Bag berfungsi untuk mencegah kematian sel, sedangkan anggota keluarga protein Bcl-2 proapoptosis seperti Bak, Bax, dan Bad menginduksi apoptosis. Selain pembuangan senyawa obat melalui pompa efflux P-gp (P-glikoprotein), ekspresi berlebihan dari Bcl-2/Bcl-XL pada kanker juga dapat meningkatkan resistensi terhadap kemoterapi dan radioterapi. Oleh karena itu, target penting dalam pengobatan kanker adalah penekanan ekspresi protein antiapoptosis selain penekanan ekspresi P-gp.
Senyawa Pencegah Kanker
Desain penelitian ini dimulai dengan penyuntikkan senyawa pencegahan kanker kepada mencit sehat. Kemudian mencit dipaparkan dengan agen penyebab kanker, lalu dilihat berapa sel normal yang terinduksi menjadi sel kanker.
Desain Penelitian Kemoterapi (Penelitian dimulai dari B)
Desain penelitian ini dimulai dari penginduksian mencit sehat dengan agen penyebab kanker. Kemudian disuntikkan senyawa yang diduga sebagai anti kanker. Dilihat seberapa besar penurunan jumlah sel kanker yang ada.
Facebook Twitter Google+
Back To Top