Blog Seputar Cara Menghilangkan Jerawat, Cara Menghilangkan Bekas Jerawat, Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami, Cara Menghilangkan Komedo, Cara Memutihkan Wajah ,Cara Memutihkan Kulit, Cara Memutihkan Gigi, Cara Manfaat Daun Sirsak , Artikel Kesehatan , Makalah Kesehatan, Tips Kesehataan, Skripsi Kesehatan, manfaat dan Khasiat Daun, contoh surat.Contoh makalah

MATERI KESEHATAN PENGERTIAN POLIFERASI SEL

Advertisement
Advertisement

MATERI KESEHATAN

MATERI POKOK
Proliferasi Sel
1. Definisi
2. Gen – gen yang berperan dalam Proliferasi
3. Siklus Sel
4. Mekanisme Proliferasi

1. Proliferasi Sel

Proliferasi merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh pembelahan Sel yang aktif dan bukan disebabkan karena pertambahan ukuran Sel. Proliferasi memiliki keterkaitan dengan diferensiasi, yaitu proses pertumbuhan spesialisasi susunan dan fungsi. Proliferasi dan diferensiasi merupakan proses penting dalam perkembangan Sel.
Willie (2005), menyatakan, Proliferasi Sel merupakan pengukuran jumlah Sel yang tumbuh dan membelah dalam medium kultur Sel secara in vitro. Proses ini dapat diketahui dengan adanya viabilitas, konfluenitas dan abnormalitas pada Sel kultur. Viabilitas didefinisikan sebagai jumlah Sel-Sel yang mampu berkembang dalam medium kultur. Konfluen yaitu meratanya Sel sebagai Sel monolayer sampai menutupi tissue disk. Abnormalitas apabila Sel tersebut berukuran melebihi ukuran Sel normal dan mengalami perubahan bentuk dari asalnya.
Proliferasi Sel menghasilkan dua Sel yang berasal dari satu Sel. Keadaan ini membutuhkan pertumbuhan Sel yang kemudian diikuti oleh pembelahan (divisi) Sel. pertumbuhan Sel yang tidak terkendali merupakan ciri khas kanker. Sel kanker secara umum berisi biomolekul yang diperlukan untuk bertahan, Proliferasi, diferensiasi, kematian Sel dan ekspresi tipe Sel dengan fungsi khusus (cell-typespesifics functions). Kegagalan regulasi fungsi inilah yang menghasilkan perubahan fenotip dan kanker. Pada jaringan normal, Proliferasi Sel mengarah kepada penambahan jaringan. Dimana jumlah Sel tidak hanya tergantung kepada Proliferasi Sel tetapi juga oleh kematian Sel. Keseimbangan antara produksi Sel baru dan kematian Sel itulah yang mempertahankan Sel yang tepat pada jaringan (homeostasis).
2. Gen-gen yang berperan dalam Proliferasi Sel
Skema tumor gen-gen yang  berperan dalam Proliferasi (pembelahan Sel) serta apoptosis (kematian Sel secara terprogram)
Siklus Sel tersebut dipengaruhi oleh gen-gen yang berperan. Gen yang bertanggung jawab pada Sel, terkait dengan pembelahan Sel  dan kematian Sel terbagi atas dua golongan, khususnya pada keterjadian Sel kanker:
1.       Gen yang memacu Proliferasi à memacu siklus Sel
2.      Gen yang memacu apopsosis.
Pada Gambar di atas yang harus dicermati adalah ujung tanda panah, apakah:
1.      Berupa tanda panah atau tanda pemacuan  (à)
2.      Berupa tanda penghambatan ( --I  )
Sebagai contoh:
Jika gen p53 dipacu, maka akan memacu p21.  Gen p21 menghambat kinase, dimana kinase tersebut memacu siklus Sel.  Sehingga jika p53 dipacu, maka p21 terpacu, gen kinase dihambat, sehingga siklus Sel terhambat. Berdasarkan hal tersebut maka gen p53 merupakan golongan tumor suppressor gen atau gen yang menekan pembelahan Sel.

3. Siklus Sel
Sel merupakan satuan dasar struktural, fungsional dan hereditas makhluk hidup. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya, setiap organisme hidup tergantung pada pertumbuhan dan penggandaan Sel-Selnya. Pada organisme uniSeluler, pembelahan Sel diartikan sebagai reproduksi, dan dengan proses ini dua atau lebih individu baru dibentuk dari Sel induk. Pada organisme multiSeluler, individu-individu baru berkembang dari satu Sel primordial yang dikenal dengan nama zygot, Selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Selama rentang hidupnya, Sel-Sel pada organisme multiSeluler sebagian mengalami penuaan dan kerusakan. Oleh sebab itu perlu diperbaiki melalui pembelahan Sel.
- Dengan demikian pembelahan Sel berfungsi dalam (i) reproduksi (ii) pertumbuhan, dan (iii) perbaikan.
- Umumnya, sebelum suatu Sel mengalami pembelahan, Sel-Sel terlebih dahulu mengalami pertumbuhan hingga mencapai ukuran tertentu.
- Setiap Sel mengalami dua periode yang penting dalam siklus hidupnya, yaitu periodeinterfase atau periode non pembelahan dan periode pembelahan Sel (M) yang menghasilkan Sel-Sel baru.
Kedua periode tersebut secara umum dikenal dengan nama siklus Sel. Dengan kata lain, kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan Sel ke pembelahan Sel berikutnya disebut siklus hidup (daur) Sel . Secara singkat tahapan pada siklus hidup Sel dapat dilihat pada gambar.
Interfase terdiri atas tiga fase, yaitu: G1 (Gap pertama), S (Sintesis DNA), dan G2 (Gap kedua), Pada fase G1, Sel anak mengalami pertumbuhan, pada fase S terjadi replikasi dan transkripsi DNA; sedangkan pada fase G2, merupakan fase post sintesis, dimana Sel mempersiapkan diri untuk membelah. Pembelahan Sel meliputi dua tahapan yaitu :kariokinesis ataumitosis dansitokinesis. Perlu diingat bahwa apabila pembelahan Sel menghasilkan dua buah Sel anak yang tidak sama besarnya, maka G1 bagi Sel anak yang kecil lebih lama daripada Sel anakan yang besar.
Puncak siklus hidup Sel yaitu pembelahan Sel, yang secara umum diberi tanda M yang berarti fase mitosis. Pada waktu yang singkat kromatin di dalam inti Sel induk memampat membentuk kromosom, untuk kemudian bersama-sama dengan Seluruh isi Sel, dibagi dua ke masing-masing Sel anak. Selama periode interfase, kromosom tidak tampak disebabkan karena materi kromosom dalam bentuk benang-benang kromatin, dan komponen-komponen makromolekulnya didistribusikan di dalam inti. Selama siklus Sel terjadi perubahan-perubahan yang sangat dinamis. Perubahan-perubahan tersebut terutama komponen-komponen kimia dari Sel seperti DNA, RNA, dan berbagai jenis protein. Duplikasi DNA berlangsung Selama periode khusus dari interfase yang disebut fase sintesis atau periode S. Periode sintesis didahului oleh periode G1 dan diikuti oleh periode G2.
Fase pembelahan Sel yang terdiri atas fase mitosis dan sitokinesis.
 Fase mitosis terdiri atas beberapa fase yaitu fase profase, fase prometafase, fase metafase, fase anafase, dan fase telofase. Selama pembelahan Sel, inti mengalami serangkaian perubahan- perubahan yang sangat kompleks, terutama peruahan-perubahan kandungan intinya. Pada saat pembelahan Sel berlangsung, salut inti dan nukleus menjadi tidak tampak dan subtansi kromatin mengalami kondensasi menjadi kromosom.
1. MITOSIS
Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari siklus Sel dan merupakan stadium yang paling pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keSeluruhan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus. Selama pemebelahan inti, struktur kromosom tampak mengalami perubahan-perubahan secara progresif. DNA pada Sel eukariotik sangat panjang. Panjang DNA pada manusia berkisar 3 m atau kira-kira 300.000 kali lebih besar dari diameter Sel tersebut. Sebelum Sel membelah, semua DNA harus disalin dan dibagi rata agar setiap Sel anak memiliki genom lengkap. Replikasi dan distribusi DNA dalam jumlah banyak itu terkelola dengan baik karena molekul- molekul DNA dikemas menjadi kromosom. Setiap species Sel eukariotik memiliki jumlah kromosom yang khas di dalam setiap nukleus Sel. Misalnya Sel somatik manusia (semua Sel tubuh kecuali Sel reproduktif atau gamet) mengandung 46 kromosom. Sel sperma dan Sel telur manusia memiliki jumlah kromosom setengah kromosom Sel somatik, yaitu 23 kromsom.
Di dalam setiap kromosom eukariotik terdapat satu molekul DNA linear yang sangat panjang yang mewakili ribuan gen. DNA ini berkaitan dengan berbagai jenis protein yang mempertahankan struktur kromosom dan membantu mengontrol aktivitas gen. Kompleks protein-DNA yang lasim disebut kromatin diorganisasi menjadi serat yang tipis dan panjang. Setelah Sel menduplikasi genomnya dalam persiapan pembelahan, kromatin ini memadat. Kromatin ini tergulung dan terlipat sangat padat sehingga terbentuk kromosom yang tebal yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Kedua kromatid yang mengandung salinan molekul DNA kromosom yang identik, mula-mula saling berlekatan satu dengan yang lain. Dalam bentuk padatnya, kromosom ini memiliki “pinggang” yang ramping pada daerah khusus yang disebut sentromer. Pada proses pembelahan Sel Selanjutnya, kromatid saudara dari semua kromosom ditarik saling menjauh dan dikemas kembali sebagai kumpulan lengkap di dalam dua nukleus baru, masing-masing satu pada setiap ujung Sel. Mitosis, yaitu pembelahan nukleus, biasanya segera diikuti oleh sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma.
Pada proses pembelahan ini, dari satu Sel diperoleh dua Sel anak yang memiliki informasi genetik yang equivalen dengan Sel induknya.
- Profase
Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau mitosis (M) dari siklus Sel. Profase adalah stadium pertama dari mitosis.
Kromatin yang menyebar Selama interfase secara perlahan-lahan terkondensasi menjadi kromosom yang mantap. Jumlah kromatin yang tepat merupakan ciri khas dari setiap species, sekalipun pada species yang berbeda dapat mempunyai jumlah kromatin yang sama. Selain itu pada profase salut inti mulai berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti menjadi tidak tampak, dan terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.
Sebelum profase masing-masing kromosom mengalami duplikasi Selama fase sintesis dari siklus Sel. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid sister yang bergabung pada suatu tempat yang disebut sentromer atau kinetockor.
Pada awal profase, massa mikrotubul sitoplasma yang merupakan bagian dari sitoskeleton rusak dan membentuk kelompok molekul-molekul tubulin yang besar. Molekul-molekul tubulin digunakan kembali untuk konstruksi komponen utama aparatus mitosis atau spindel mitosis. Spindel mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian besar disusun oleh mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus. Pusat pembentukan spindel atau kumparan pada kebanyakan Sel hewan ditandai dengan adanya sentriol. Pasangan sentriol pada Sel mula-mula berduplikasi dengan suatu proses yang dimulai tepat sebelum fase sintesis.
Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing pasangan sentriol sekarang menjadi pusat mitosis yang membentuk pusat bagi susunan mikrotubul radial yang disebut aster. Kedua aster tersebut terletak berdampingan dekat salut inti. Pada profase akhir, berkas-berkas mikrotubul polar berinteraksi diantara dua aster, mula- mula memnajang dan tanpak mendorong sentriol ke bagian sepanjang sisi salut inti. Dengan cara ini spindel mitosis bipolar terbentuk.
Spindel mitosis terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen yang berasosiasi dengan protein. Berdasarkan perlekatannya, spindel mitosis dibagi menjadi dua yaitu serabut-serabut bipolar yang merentang dari dua kutub spindel ke arah ekuator, dan serabut-serabut kinetokor yang melekat pada sentromer pada setiap kromatid dan merentang ke arah spindel.

- Prometafase
Prometafse (metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan rusaknya inti yang pecah menjadi fragmen-fragmen membran yang tidak dapat dibedakan dengan potongan-potongan retikulm endoplasma.
Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar kumparan atau spindel Selama mitosis. Kumparan-kumparan yang terletak di luar inti sekarang dapat masuk ke daerah inti.
Pada saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke arah pusat spindel. Gerakan tersebut disebabkan karena adanya gerakan yang beragitasi yang disebabkan oleh adanya interaksi antara benang-benang kinetokor dengan komponen-komponen lain dari spindel.
- Metafase
Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang berbeda.
Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat metafase, sentromer- sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri atau independen..
- Anafase
Anafase dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor pada masing-masing kromatid terdorong secara perlahan-lahan menuju kutub spindel. Jadi anafase ditandai dengan terjadinya pemisahan kromatid sister membentuk anak kromosom yang bergerak menuju kutub spindel yang berlawanan.
- Telofase
Ketika kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di kutub, benang-benang kinetochor lenyap, benang-benang kumparan kembali memanjang dan salut inti yang baru kembali terbentuk disekitar masing-masing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus tanpak kembali dan mitosis berakhir.

2. SITOKINESIS
Sitokinesis Pada Sel Hewan
Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah Sel tertarik ke dalam membentuk alur cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan diantara nukleus dan secara bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan membentuk dua Sel anak secara terpisah.
Sitokinesis Pada Sel Tumbuhan
Berbeda dengan Sel hewan, Sel tumbuhan tidak mampu membentuk lekuk cleavage. Hal ini disebabkan karena adanya dinding Sel yang kaku. Sitokinesis pada dinsing Sel tumbuhan tinggi melibatkan vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul yang tersusun paralel dan disebut fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan sepanjang mikrotubula ke arah daerah ekuatorial. Vesikula-vesikula tersebut Selanjutnya terakumulasi pada daerah dimana mikrotubula fragmoplas mengalami overlap.
Vesikula-vesikula Selanjutnya berfusi satu sama lain membentuk lempeng Sel (Cell plate). Vesikula-vesikula tadi berisi senyawa-senyaw pembentuk papan Sel dan dinding Sel seperti pektin, hemiSelulosa dan Selulosa.
Lempeng Sel meluas secara lateral hingga mencapai dinding Sel semula. Hal tersebut mungkin disebabkan karena mikrotubula- mikrotubula pada fragmoplas awal dirakit dirombak pada bagian perifer dari lempeng Sel awal. Di tempat tersebut mereka menarik vesikula-vesikula lain dan kembali berfusi pada bidang ekuator sehingga lempeng Sel meluas kearah tepi. Proses ini berulang hingga lempeng Sel mencapai membran plasma, dan dua Sel baru terpisah secara sempurna. Pada akhirnya mikrofibril-mikrofibril Selulosaditempatkan pada bagian bawah lempeng Sel untuk membentuk dinding Sel baru.
3. MIOSIS
Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan tumbuhan yang berkembang biak secara seksual. Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis berlangsung pada Sel-Sel miosit yang terdapat di dalam jaringan reproduksi pada suatu organisme. Seperti halnya dengan mitosis, miosis berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan menentukan distribusi kromosom yang tepat ke dalam Sel-Sel anak. Berbeda dengan mitosis, sebab miosis mencakup dua siklus pembelahan berturut-turut dan menghasilkan 4 Sel anak.
Pembelahan pertama dari miosis disebut pembelahan reduksi. Miosis pertama mengubah inti dari suatu miosit yang mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n. Jumlah kromosom direduksi jika pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau miosis kedua. Miosis kedua mengubah dua hasil dari pembelahan miosis pertama menjadi 4 inti haploid.
- Pembelahan miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti yang penting pada organisme yang berkembang biak secara seksual. Miosis berlangsung pada organisme eukariota yang mengandung jumlah kromosom diploid (2n).
Kedua set kromosom yang berpasangan tersebut dinamakan kromosom homolog. Telah diketahui bahwa manusia m,engandung 46 kromosom atau 23 kromosom homolog (pada manusia n=23). Ke 46 kromosom yang terdapat pada zygot dibentuk pada saat fertilisasi yang diturunkan dari Sel sperma dan Sel telur dari kedua induknya (paternal dan maternal). Sel sperma dan Sel telur mengandung setengah jumlah kromosom induknya dan dinamakanhaploid (n). Jadi Sel haploid adalah sebuah Sel dengan satu set kromosom tunggal. Sel diploid adalah Sel yang memiliki dua set kromosom.
Pengujian dengan mikroskop terhadap ke 46 kromosom manusia menunjukkan bahwa setiap jenis kromosom ada dua dan tersusun berpasang-pasangan dimulai dari kromosom terpanjang. Tampilan visualnya dinamakankariotipe.
Kromosom yang membentuk pasangan, yang mempunyai panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang sama dinamakan kromosom homolog. Pengecualian penting terhadap aturan kromosom homolog untuk Sel somatic manusia, yaitu pada kromosom X dan Y. Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, maka kromosom X dan Y dinamakan kromosom seks (kromosom jenis kelamin). Kromosom di luar kromosom seks dinamakan kromosom autosom.
a. Miosis Pertama
Profase I
Profase pertama merupakan fase yang sangat kompleks dari miosis. Kromosom mulai memadat. Dalam suatu proses yang dinamakan sinapsis, kromosom homolog yang masing-masing tersusun dari dua kromatid saudara muncul secara bersamaaan sebagai suatu pasangan. Masing-masing pasangan kromosom terlihat sebagai suatu tetrad, yaitu kompleks kromosom dengan empat kromatid. Pada banyak tempat di sepanjang kromosom, kromatid kromosom homolog saling silang menyilang. Persilangan yang membantu mengikat kromosom agar tetap bersama ini dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma). Semenetara itu komponen Seluler lainnya mempersiapkan pemebelahan inti dengan cara yang mirip mitosis. Sentrosom bergerak saling menjauh dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya.
Selubung nucleus dan nucleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap kinetokor yang terbentuk pada kromosom, dan kromosom mulai bergerak ke arah lempeng metafase. Biasanya memakan waktu lebih dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk miosis. Secara terinci profase pertama terdiri atas 5 fase yaitu leptonema (leptoten), Zygonema (zygoten), Pachynema (pachyten), diplonema (diploten), dan diakinesis. •
> Leptonema: Stadium ini ditandai dengan dimulainya kondensasi kromosom., setiap kromosom tanpak terdiri atas dua kromatid.
> Zygonema: Stadium ini ditandai dengan adanya kromosom homolog yang berpasangan. Kejadian ini disebut sinapsis. Setiap unit terdiri atas dua synap, dan kromosom homolog yang telah terduplikasi disebut bivalen atau tetrad. Pada fase ini terbentuk kompleks sinaptonema dimana terjadi crossing over. Crossing over dihasilkan dari pembelahan oleh endonuklease dari DNA sesuai posisi dari dua kromatid non sister yang diikuti dengan transposisi dan penggabungan kembali ujung-ujung bebas dari rantai kromosom homolog. Hasil dari crossing over adalah kombinasi gen-gen baru, dibentuk pada kromosom homolog.
> Pachynema: Selama stadium ini, kromatid menjadi sangat jelas sebagai hasil kondensasi yang terus menerus.
> Diplonema dan diakinesis: Stadium ini ditandai dengan terjadinya pemisahan kromosom homolog kecuali pada titik dimana chiasmata dibentuk.
=>Metafase I
Pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad berkumpul pada bidang ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng metafase.
Kromosom masih dalam pasangan homolognya. Mikrotubula kinetokor dari masing-masing kutub Sel melekat pada satu kromosom, sementara itu mikrotubula dari kutub berlawanan menempel pada homolognya pada daerah sentromer.
=> Anafase I
Seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub Sel, akan tetapi kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Berbeda dengan mitosis, kromosom muncul sendiri- sendiri pada lempeng metafase dan bukan dalam pasangan, dan gelendong memisahkan kromatid saudara dari masing-masing kromosom. Dengan kata lain pada miosis fase anafase I, kromosom homolog (bukan kromatid saudara) dari setiap tetrad terpisah satu dengan yang lain, dan bergerak ke kutub gelendong (spindle) yang berlawanan.
=> Telofase I
Telofase I menghasilkan pembelahan miosis I. Kumpulan kromosom homolog pada akhirnya dipisahkan menuju kutubnya masing-masing dan terbentuk dua daerah inti yang dapat dibedakan secara jelas. Pada beberapa organisme, salut inti yang baru dibentuk, dan dekondensasi kromosom kadang-kadang terjadi.
Interkinesis adalah periode di antara akhir telofase I dan awal profase II. Periode ini biasanya sangat singkat. DNA yang dihasilkan dari dua inti pada pembelahan miosis pertama tidak mengalami replikasi Selama fase interkinesis.
b. Miosis Kedua
=> Profase II
Profase II mirip dengan profase pada pembelahan mitosis, walaupun setiap inti Sel hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom. Inti haploid dari setiap kromosom disusun atas dua kromatid saudara yang dibentuk sebelum profase I.
=> Metafase II
Metafase dua mirip dengan metafase pada pembelahan mitosis. Pasangan kromatid bergerak ke pusat spindel dan melekat pada mikrotubula-mnikrotubula.
=> Anafase II
Mirip dengan anafase pada pembelahan mitosis. Tetapi berbeda dengan anafase I. Pada anafase II kromatid sister terpisah satu sama lain dan bergerak menuju kutub spindel yang berlawanan.
=> Telofase II
Telofase II mirip dengan telofase pada pembelahan mitosis. Kelompok-kelompok kromosom yang telah terpisah kembali dibungkus oleh salut inti yang baru berkembang dan kromosom mulai mengalami dekondensasi.
Miosis menghasilkan 4 Sel haploid. Umumnya pada hewan dan beberap tumbuhan tinggi, miosis yang berlangsung pada jaringan reproduksi diiringi oleh pembelahan sitoplasma. Contoh pembelahan miosis adalah pembentukan gamet pada manusia.
# Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus Sel dan hanya mencakup 5-10% dari siklus Sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus Sel terjadi pada interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2.
Pada periode G1 Selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga Sel tumbuh membesar, dan kemudian Sel memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, Sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan Selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya Sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan Sel baru (G1).

4. Mekanisme Proliferasi
2 kelompok utama
·         Genes yang membentuk produk yang berperan dalam stimulasi pembelahan dan “survival” Sel
Normal genes : proto-oncogenes
Mutated genes : oncogenes
·         Genes yang membentuk produk yang berperan dalam pencegahan/inhibisi pembelahan Sel atau memicu kematian Sel : suppressor genes
·         gen DNA repair dan gen regulator apoptosis
Protooncogenes adalah gen normal yang berfungsi dalam pengaturan pertumbuhan Sel, pembelahan Sel dan diferensiasi. Oncogenes adalah cancer-causing genes, yang berasal dari konversi protooncogenes melalui mutasi, retroviral transduction, gene amplifications atau dislocations
Klasifikasi oncogenes :
    • Growth factors
    • Growth factor receptors
    • Signal transducing proteins
    • Nuclear transcription proteins
    • Cyclin dan CDKs
Satu kali proses mutasi yang terjadi pada DNA belum dapat menimbulkan kanker. Tetapi dibutuhkan ribuan mutasi lagi yang terletak pada gen yang tidak sama. Apabila terjadi banyak mutasi pada DNA, maka Sel mulai mengalami perubahan sifat secara perlahan-lahan. Sel yang bermutasi tersebut mulai membelah diri (Proliferasi) dan membentuk grup tertentu (klonal) di lokasi tertentu dalam tubuh yang dapat membahayakan jaringan sehat.
Tahap dimana Sel kanker membentuk klonal inilah yang dinamakan tahap promosi. Promosi ini akan diikuti Proliferasi (pembelahan diri Sel kanker menjadi banyak) yang kemudian satu atau lebih Sel bisa memisahkan diri dari kelompok utamanya untuk berpindah ke tempat lain (metastasis). Untuk memenuhi kebutuhan kelompok Sel tersebut, dibentuklah pembuluh darah baru (neoangiogenesis) yang sebenarnya tidak diperlukan oleh jaringan sehat. Sehingga, terbentuklah kanker sebagai jaringan baru dalam tubuh.

Suppressor Genes
Gen normal yang menghambat pembelahan Sel. Mekanisme kerja : sinyal transduksi, reseptor di permukaan Sel dan nuclear transcriptions regulator.
}  pRb : mencegah Sel di G1 menjadi S
}  p53 : stop replikasi Sel yang rusak (DNA damage)
Facebook Twitter Google+
Back To Top