Tips Tetap Sehat dan Produktif di Kantor -
Apakah tata letak dan ruang kerja anda di kantor sudah cukup nyaman untuk menunjang
penyelesaian tugas-tugas rutin anda? Bila tidak, berhati-hatilah, karena anda
bisa terserang 'Repetitive Strain Injury'.
Bukan cuma 'sick building syndrome' yang sering menimpa para
pekerja kantor di gedunggedung yang tertutup rapat. Risiko-risiko lain pun
mengintip kesehatan mereka. Sakitpunggung, encok, mata pedih, pergelangan
tangan ngilu, kesemutan, otot kaku, dansebagainya. Selain gara-gara kebiasaan
salah yang dilakukan berulang-ulang, kemungkinanjuga sarana pendukung pekerjaan
atau perangkat kerja yang kurang tepat.
Meski bukan tipe pemanja yang mudah mengeluh, sekali-sekali
anda tentu pernah merasakantidak enak badan. Sakit punggung, mata pedih dan
terus menerus mengeluarkan air mata.
Merasakan seluruh otot dan urat badan kaku dan mengencang,
sakit atau merasa tidaknyaman. Tangan, pergelangan tangan, jari, lengan dan
siku terasa sakit seperti terbakar. Adakalanya tangan perih, dingin, ataupun
kebas (kesemutan), dan kehilangan kekuatan dan koordinasi. Ketika terjaga
tengah malam, badan satu sakit semua disertai pegal-pegal. Ingin rasanya segera
memijat tangan, pergelangan, dan lengan.
Kalau muncul gejala sakit seperti itu, jangan anggap remeh.
Coba dengarkan keluhan punggung anda, juga keluhan bagian tubuh lainnya. Siapa
tahu punggung anda memang sedang mengalami masalah? Atau, barangkali anda
terserang 'Repetitive Strain Injury' (RSI). Biang keladinya, karena gerakan
fisik yang salah berulang-ulang dan terus menerus dalam jangka panjang.
Misalnya, selama bekerja di kantor. Akibatnya terjadi kerusakan urat, otot, saraf,
dan jaringan lunak lain.
Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse ini dapat
menimbulkan cedera urat tangan, lengan dan bahu. Bisa dibayangkan, berapa ribu
kali jari-jari tangan mengulang gerakan memukul tuts keyboard ketika sedang
mengetik, misalnya. Apalagi tangan sambil mencengkeram dan menggeser-geser
mouse. Lambat laun, tanpa disadari bisa terjadi akumulasi kerusakan pada badan
secara keseluruhan.
Sesungguhnya semua risiko yang dialami para pekerja kantoran
bukan semata-mata factor kecerobohan - misal kurang memperhatikan posisi duduk
yang benar. Namun bisa jadi disebabkan sarana kerja (meja kursi, komputer,
lampu penerang ruangan) kurang mendukung kenyamanan dan kesehatan. Sebutlah,
sakit pinggang jangan-jangan karena tempat duduknya tidak memberi kenyamanan
tulang belakang. Atau, penataan perangkat komputer yang kurang tepat.
Apalagi seharian (setidaknya delapan jam sehari - itu kalau
tidak lembur) hanya duduk, sementara indera penglihatan terus melototi layar
komputer dan jari-jari tangan sibuk memencet tuts keyboard. Karenanya sarana
penunjang kerja perlu mendapat perhatian, tidak saja dari segi keselamatan,
tapi juga kenyamanan dan kesehatan.
Perlu dicatat, saat mengetik ambil posisi duduk tegak, tidak
bersikap loyo atau lesu. Untuk urusan ini, sekarang sudah banyak dipasarkan
model kursi ergonomis yang gampang disetel sandarannya sehingga menawarkan
kenyamanan. Sikap duduk yang benar dan model kursi yang tepat membantu
mengatasi masalah ini. Soalnya keluhan pada punggung umumnya berkaitan dengan
otot tulang belakang. Yang artinya ada faktor ergonomi berperan dalam sindrom itu.
Duduk bisa mengurangi rasa penat, memang benar. Tetapi kalau
dilakukan dalam jangka waktu lama dan posisi statis, justru bisa menimbulkan
gangguan pada leher, bahu, punggung, dan lengan. Alias RSI itu tadi.
Kenapa bisa begitu? Karena pada sikap kerja statis terjadi
kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa cukup kesempatan pemulihan, dan aliran
darah ke otot terhambat. Akibatnya, timbul rasa lelah dan nyeri pada otot
tubuh. Yang paling sering dialami adalah rasa sakit, pegal pada bagian belakang
tubuh hingga leher, yang disebut juga varicose veins. Oleh karena itu, perlu menerapkan
duduk dinamis, yaitu sesering mungkin mengubah posisi pada saat duduk.
Gejala RSI atau juga disebut 'Cumulative Trauma Disorder'
bisa terjadi gara-gara posisi tubuh kurang rileks. Ada tekanan terhadap urat
dan saraf tangan, pergelangan tangan, lengan dan pundak, serta leher. Kurang
selingan istirahat ketika mengetik misalnya, apalagi terlalu terforsir dijamin
menimbulkan risiko kesehatan.
Upaya pencegahannya, pertama-tama posisi tubuh saat duduk
dan teknik mengetik mesti benar. Begitu pula penataan (posisi) sarana kerja
harus benar. Tak ada salahnya memang memilih sarana bekerja yang enak dipakai
(ergonomis). Namun, tetap saja kebiasaan bekerja secara baik dan benar lebih
penting sebagai pencegahan ketimbang harus menyediakan perlengkapan yang
ergonomis. Baik sarana duduk (kursi), keyboard, atau penyangga pergelangan
tangan.
Untuk posisi monitor, disarankan lebih rendah dan agak jauh
dari posisi mata. Kursi dan keyboard diatur sedemikian rupa hingga posisi paha
dan lengan sejajar (boleh sedikit menggantung), pergelangan tangan lurus dan
sejajar (tidak menekuk ke bawah atau terlalu jauh ke belakang). Bila
memungkinkan, posisi keyboard 2,5 - 5 cm di atas paha. Jika posisi meja terlalu
tinggi, sebaiknya keyboard ditaruh di atas pangkuan.
Pengaruh monitor (video display unit/VDU) terhadap kesehatan
mata, masih menjadi perdebatan. Pemakai VDU pada umumnya mengeluhkan tekanan
pada mata, nyeri otot leher, sakit pundak dan pinggang. Tapi berdasarkan
penelitian di Inggris, tidak ada kerusakan permanen pada mata gara-gara VDU,
kecuali nyeri sementara pada mata.
Keluhan itu pun masih ditentukan oleh tipe pekerjaannya,
monoton atau bervariasi, nonstop atau diselingi istirahat. Keluhan pun akan berkurang
bila posisi duduk dan pencahayaan diperhatikan. Jumlah radiasi gelombang yang
diterima pengguna VDU selama 8 jam/hari sebenarnya hanya 0,5% dari jumlah
radiasi yang diterima dari sumber lain. Kalau masih merasa belum aman tak ada
salahnya memasang kaca penahan radiasi sebagai perisai tambahan.
Selain harus duduk pada posisi tegak, jangan pula meregang
ke depan untuk mencapai
keyboard atau membaca tulisan di layar monitor. Keadaan
demikian justru akan menciptakan masalah.
Begitu pun posisi tubuh "sempurna" dapat
bermasalah bila dilakukan secara kaku dan terus menerus dalam jangka panjang.
Karenanya disarankan untuk rileks, juga sering-seringlah bergerak dan mengubah
posisi (duduk dinamis).
Ini bukan cuma berlaku untuk tangan dan lengan, tapi juga pundak,
punggung, dan leher.
Begitu pula saat mengetik, pergelangan tangan hendaknya
tidak ditekuk ke atas, ke bawah, atau ke samping. Sedikit memutar-mutar tangan
bisa sebagai gantinya istirahat pergelangan tangan. Begitu ada kesempatan
berhenti mengetik sejenak, istirahatkan tangan di atas pangkuan atau di sisi
samping anda ketimbang ditumpangkan di atas keyboard.
Begitu pun ukuran font (huruf) sebaiknya tidak terlalu kecil
supaya mudah terbaca. Sehingga tak perlu membungkukkan badan ke depan monitor
setiap kali membaca teks. Juga melunakkan tekanan pada saraf dan pembuluh darah
di leher dan pundak. Selain ukuran teks dokumen jelas, juga pergunakan warna
yang teduh (abu-abu) dan mudah terbaca oleh mata.
Lagi-lagi
perbanyak istirahat dan rileks.
Sesuai dengan namanya, fungsi lampu adalah untuk menerangi
ruangan. Selain juga memberikan nuansa dekoratif. Untuk fungsi dekoratif,
lantas perlu memilih lampu yang selaras dengan desain interior. Namun sebagai
sarana penerang, lampu tentu saja harus terang.
Apa pun bentuknya, pilihlah lampu yang cahayanya cukup
terang untuk menerangi hurufhuruf tulisan. Selain itu juga tidak bikin mata
silau dan pedih. Untuk ruang kerja, lazimnya digunakan lampu neon. Selain
cahayanya terang, juga bisa mengirit anggaran. Tapi, omongomong tentang cahaya,
pernah ada laporan (tahun 1996), makin terang cahaya lampu ruangan, makin
sering karyawan mengeluh lesu, lelah, dan sakit kepala.
Untuk mengurangi ketajaman sinar yang memedihkan mata, perlu
lampu tambahan. Manfaat lainnya, cahaya lampu utama bisa tersebar. Sementara
penempatkan lampu tak langsung yang tidak terlalu terang akan mengurangi
ketegangan mata.
Selain kriteria terang, tata letak lampu mesti diperhatikan.
Lampu penerang sebuah gedung perkantoran biasanya sudah terpasang permanen.
Kalau demikian adanya, yang mesti dilakukan ya mengatur posisi meja kerja.
Posisi meja kerja mestinya tidak berada persis di bawah
titik lampu. Kenapa? Karena sinar lampu dari atas langit-langit tepat di atas
meja kerja menimbulkan bayangan pada halaman buku, koran atau majalah yang
tengah dibaca. Jadi posisi lampu demikian tidak tepat untuk membaca. Posisi
lampu hendaknya di belakang agak ke samping, untuk menghindari timbul bayangan
pada halaman buku yang dibaca.
Tata letak AC dalam ruang kantor umumnya sudah menetap.
Kalau penghuni kantor ingin memilih posisi meja kerja yang tak langsung
ter-sentor angin AC, ya mesti mengatur diri.
Apalagi bagi yang tak tahan AC, salah-salah justru bisa
bikin badan meriang. Desain interior dan tata ruang boleh menjadi urusan
perancang interior. Tapi soal tata letak meja kerja ya mesti menjadi urusan
diri sendiri, bagaimana baiknya supaya tetap sehat dan produktif!
(to/ints)
Demikian Ulasan TipsKesehatan yang bisa saya bahas sebelumnya mohon Maaf bila ada Kesalahan dan kekurangnya Semoga
Bemanfaat bagi para pembaca Terimakasih
Atas kunjungan nya