Enterobius vermiculatus
(oxyurid
nematode/ cacing kremi)
Cacing
ini banyak menyerang anak balita diseluruh dunia, terutama didaerah tropik.
Tetapi kejadian infeksi dilaporkan juga didaerah Alaska, daerah subtropik
Florida, Sanfransisco California dan sebagainya. Dilaporkan paling sedikit 500
juta orang terinfeksi oleh parasit ini. Cacing betina panjang 8-13 mm dan
jantan 1-5 mm.
Daur hidup
Infeksi mudah
terjadi karena telur mudah tersebar dimana-mana dan telur dapat bertahan
berminggu-minggu pada kondisi yang lembab dan dingin. Telur berkembang menjadi
bentuk infektif dalam waktu 6 jam pada suhu tubuh. Telur yang mengandung fase L3
akan menetas didalam duodenum dan bergerak ke usus halus (usus kecil), akan
mengalami moulting dua kali sebelum menjadi dewasa dan fase tersebut cacing
mencapai ileo-cecal. Total waktu sejak telur tertelan dan menjadi dewasa adalah
15-43 hari. Cacing dewasa biasanya tinggal di daerah ileo-cecal, tetapi mereka
sering bergerak sepanjang saluran gastro-intestinal dari lambung sampai ke
anus. Cacing memakan sel epithel usus dan bakteri dalam usus. Cacing betina
yang mengandung telur bergerak didalam lumen intestinum dan sering keluar
melalui anus sampai ke perianal. Di daerah sekitar anus (perianal) cacing
betina tersebut mengeluarkan telurnya sampai 4600-16000 butir telur. Cacing
betina mati segera setelah mengeluarkan telur dan cacing jantan mati setelah
kopulasi. Sehingga biasanya banyak ditemukan cacing betina daripada cacing
jantan didalam tubuh hospes.
Bilamana
pada lipatan perianal tidak dibersihkan dalam waktu yang lama, telur yang
menempel pada daerah tersebut akan menetas dan larva bergerak masuk kedalam
anus kemudian menuju usus. Proses tersebut dinamakan “Retrofection”. Proses penetasan telur di dalam intestinum tidak pernah
terjadi, kecuali bilamana terjadi konstipasi.
Patologi
Pada
infeksi ringan tidak menimbulkan gejala dan sering diabaikan. Tetapi bila
terjadi infeksi berat dan sejumlah besar cacing berada da;am usus akan
menimbulkan gejala serius. Sehingga patogenesis dapat menyebabkan dua aspek
yaitu:
1.
Kerusakan disebabkan oleh cacing dalam intestinum
2.
Kerusakan disebabkan oleh deposit telur cacing
disekitar anus.
Timbulnya
kerusakan pada mukosa intestinal karena perlekatan dengan cacing dewasa
menyebabkan pembengkakan ringan dan menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri.
Pergerakan cacing betina keluar dari anus dan melepaskan telur, terutama bila
penderita sedang tidur, menyebabkan gatal sekitar anus, sehingga penderita
menggaruknya. Garukan tersebut dapat menimbulkan luka berdarah sehingga timbul
infeksi sekunder oleh bakteri. Rasa gatal pada usus tersebut menyebabkan pasien
menjadi merasa tidak nyaman.
Sering dijumpai cacing bergerak masuk
kedalam vulva (pada wanita), dan cacing tersebut tinggal beberapa hari di lokasi
tersebut sehingga menyebabkan iritasi ringan. Beberapa kasus dilaporkan cacing
bergerak keatas masuk vagina, uterus dan sampai oviduct menerobos terus
membentuk cysta di peritoneum.
Anak yang terinfeksi berat oleh cacing ini
menyebabkan nervous, gelisah dan iritasi sehingga megakibatkan anoreksia,
kurus, tidak bisa tidur dan kesakitan pada lokasi sekitar anus.
Diagnosis
Diagnosis
positif bila ditemukan telur ataupun cacing pada tubuh pasien. Pada umumnya
dengan pemeriksaan feses tidak memuaskan karena hanya sedikit telur yang
dikelusrkan dalam intestinum sehingga sedikit pula telur yang keluar melalui
feses. Pada infeksi yang berat telur dapat ditemukan pada ekitar anus dan akan
terlihat dengan penerangan lampu yang terang pada malam hari dan pagi hari.
Cacing yang bergerak terlihat menggeliat disekitar anus dan mudah terlihat
disekitar lipatan anus.
Sepotong selopan tape ditempelkan pada
sekeping kayu tipis dengan permukaan yang lengket menghadap keluar, kemudian
ditempelkan pada lokasi sekitar anus dan perianus. Selopan kemudian ditempelkan
diatas slide kaca. Diteteskan satu tetes xylen atau toluen pada permukaan
selopan sehingga melarutkan zat perekat dan dilihat dibawah mikroskop akan
terlihat telur cacing tersebut. Hal tersebut dilakukan waktu pasien baru
bangun.
Pengobatan
Dengan
obat piperazin sitrat, pyrinium pamoat dan mebendazole, sangat efektif terhadap
cacing ini, pengobatan harus diulang setelah 10 hari untuk membunuh cacing yang
masih hidup pada pengobatan pertama. Bersamaan dengan pengobatan tersebut,
sanitasi lingkungan rumah harus dilakukan. Semua anggota rumah harus diobati,
wlaupun mereka tidak menunjukkan gejala sakit.
Walaupun diagnosis dan perawatan
enterobiasis ini relatif mudah, pencegahan terjadinya reinfeksi lebih sulit
dilakukan dan kebersihan individu sangat penting. Semua selimut, sprei, handuk
harus direndam dalam air panas dan rumah dibersihkan sebersih mungkin untuk
menurunkan prevalensi dari telur infektif dalam rumah tersebut.