Halloo…Sahabat
Kesehatan Umum..
Sebelumnya saya Ucapkan Terima kasih atas kunjungan nya
..Silahkan Baca artikel nya Semoga bisa membantu Sahabat Semua .untuk
Mendapatkan Kesehatan yang sahabat inginkan ..langsung pada pokok pembahasan
z..
Senam Diabetes |
Olahraga untuk Penderita Diabetes -
Penderita diabetes melitus (diabetesi) tentu sadar, bahwa diet makanan bukanlah
satu-satunya cara untuk menjaga kualitas hidup. Mereka masih memerlukan kebugaran,
cara tepat membantu mengendalikan kadar gula.
Sebagai diabetesi, kesadaran untuk rajin berolahraga harus
dijaga. Namun, masalah yang sering timbul adalah jenis olahraga atau latihan
fisik apa yang terbaik dan teraman bagi mereka? Pada prinsipnya, latihan
jasmani atau olahraga bagi diabetesi tidak berbeda dengan orang sehat. Latihan
jasmani bermanfaat untuk membakar kalori tubuh, sehingga glukosa darah bisa
terpakai untuk energi.
Dengan demikian, secara otomatis kadar gula darah pun
menurun. Olahraga yang tepat dan teratur menjadi peluang alami bagi diabetesi
untuk menekan risiko komplikasi dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Berbagai pengalaman menunjukkan bahwa diabetesi yang tidak tergantung pada
insulin dapat menjaga keseimbangan kadar gula darah hanya dengan latihan.
Tentu saja olahraga harus dilakukan secara rutin dengan
proporsi yang tepat. Bahkan, di saat menghadiri pesta mereka bisa menikmati
hidangan seperti layaknya orang sehat.
Latihan jasmani yang teratur membuat sensitivitas sel
terhadap insulin menjadi lebih baik.
Artinya, insulin yang ada dapat digunakan secara lebih
efektif. Itu sebabnya olahraga menjadi penting dalam upaya menjaga kadar
glukosa darah. Meski demeikian, harus dijaga pula supaya proporsi dan jenis
latihan selalu diperhatikan untuk mencegah risiko terjadinya hipoglikemia
(kadar gula menurun drastis).
Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Melitus yang
diterbitkan Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) menganjurkan,
sebaiknya latihan bagi diabetesi memiliki nilai aerobik tinggi. Olahraga
tersebut antara lain jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, bersepeda,
tenis, tenis meja, dan golf.
Proporsi latihan yang efektif dan aman bagi diabetesi
menganut prinsip Continuous, Rhythmic, Interval, Progressive, Endurance
(CRIPE). Continuous artinya latihan harus berkesinambungan dan dilakukan
terus-menerus atau tanpa henti. Bila memilih joging 30 menit, para diabetes harus melakukannya selama 30 menit tanpa
istirahat.
Rhythmic artinya latihan yang berirama, sehingga otot-otot
akan berkontraksi dan berileksasi secara
teratur. Jalan kaki, joging, berlari, berenang, dan bersepeda memiliki irama
yang baik. Sebaliknya, olahraga golf, tenis, atau bulutangkis tidak memenuhi
syarat ini karena banyak berhenti. Namun, jenis olahraga tersebut tetap
bermanfaat untuk dilakukan sebagai selingan. Interval artinya latihan dilakukan
selang-seling antara gerakan cepat dan lambat. Contohnya, jalan cepat diselingi
jalan lambat, joging diselingi jalan, dan lainnya.
Progressive artinya latihan dilakukan secara bertahap sesuai
kemampuan, dari intensitas ringan, sedang, hingga mencapai 30-60 menit.
Endurance adalah latihan daya tahan untuk meningkatkan
kemampuan jantung dan pernapasan. Jalan santai maupun cepat, joging, berenang,
dan bersepeda merupakan contoh yang baik untuk melatih daya tahan. Latihan
tersebut minimal dilakukan 3 hari seminggu. Dua hari lainnya dapat digunakan
untuk olahraga hobi seperti, golf, tenis, dan lainnya.
Selain olahraga tadi, latihan yoga juga cukup efektif untuk
membantu menjaga kualitas fisik diabetesi. Master yoga, Budi Dharma Surya,
menjelaskan bahwa gerakan seperti Pranamaskara, Hasta Uttanasana, Ashwa
Sanchalasana dapat merangsang kerja kelenjar pankreas.
Seperti melakukan latihan jasmani lainnya, yoga juga
memerlukan kesabaran dan keteraturan untuk mendapatkan manfaat maksimal. Yoga
merupakan pilihan aman dan cukup efektif bagi
diabetesi untuk mengatur kadar gula darah dan merangsang sel
penghasil insulin di kelenjar pankreas.
Pasien diabetes biasanya rutin mengonsumsi obat-obatan untuk
mengurangi gejala, mencapai berat badan ideal, dan mencegah komplikasi. Obat
digunakan bila pengaturan makan (diet) dan olahraga belum bisa mengontrol kadar
glukosa darah.
Untuk mengukur keberhasilan terapi (termasuk latihan
jasmani), dapat dilakukan pemantauan secara klinis dan laboratorium. Pemantauan
klinis, dapat dilihat melalui berkurangnya gejala diabetes, seperti rasa haus,
banyak kencing, dan perubahan berat badan.
Pemantauan laboratorium dapat dilakukan dengan pemeriksaan
gula darah puasa, dua jam setelah makan, atau pemeriksaan HbA1c.
Diabetes dikatakan terkendali baik jika gula darah puasa
80-109 mg/dl, dua jam setelah makan 110-159 mg/dl atau HbA1c 4-5,9 persen.
Kadar lemak dikatakan terkontrol baik jika kolesterol total di bawah 200 mg/dl,
LDL di bawah 130, HDL di atas 45, serta trigliserida di bawah 200 mg/dl. Lebih
lanjut, terkontrolnya berat badan dan kadar gula darah merupakan ukuran nyata keberhasilan
latihan jasmani. Selain menentukan jenis dan proporsi latihan, diabetesi juga perlu
memperhatikan beberapa hal untuk menekan risiko hipoglikemia dan gangguan
lainnya selama menjalankan latihan. (to/snr)
Demikian Ulasan ArtikelKesehatan yang bisa saya bahas sebelumnya mohon Maaf bila ada Kesalahan dan kekurangnya Semoga
Bemanfaat bagi para pembaca Terimakasih
Atas kunjungan nya