Halloo…Sahabat
Kesehatan Umum..
Sebelumnya saya Ucapkan Terima kasih atas kunjungan nya
..Silahkan Baca Artikel Kesehatan nya Semoga bisa membantu Sahabat Semua .untuk
Mendapatkan Kesehatan yang sahabat inginkan ..langsung pada pokok pembahasan
z..
Olahraga Teratur Kurangi Risiko Alzheimer - Bila
anda rajin dan teratur berolahraga sejak muda, maka berarti anda boleh sedikit
bernafas lega karena berhasil mengurangi risiko terkena alzhemier atau
kepikunan yang biasa menyerang kaum manula. Karena itu, para ahli kesehatan
menyerukan untuk mewaspadai gejala penyakit ini sejak awal. Sebab, akhir-akhir
ini ditemukan jumlah peningkatan alzheimer pada kelompok usia lebih muda,
sekitar usia 40 sampai 50 tahun.
Jika alzheimer sudah merambah usia muda. Beberapa faktor
ditengarai menyebabkan terjadinya hal ini, seperti stroke. Saat ini, stroke
sudah banyak menyerang usia muda. Sebab itu, alzheimer pun bisa dialami orang
muda. Faktor genetik merupakan penyebab lain alzheimer di samping masalah
infeksi dan trauma. Meski masyarakat sudah banyak mendengar istilah alzheimer,
penyebab pastinya masih belum banyak yang tahu. Alzheimer merupakan penyakit
degeneratif otak progresif yang disebabkan timbulnya neurotangles.
Yaitu, suatu bentuk plak-plak yang tinggal di saraf otak.
Neurotangles ini menyebabkan sel-sel otak cepat rusak dan mati. Sehingga,
muncul gangguan pada fungsi memori dan timbul kepikunan (demensia).
Alzhemier merupakan penyakit yang progresif (berkembang
cepat dan memburuk), jika tidak segera dikurangi derajat progresifitasnya, bisa
merusak semakin banyak sel otak. Akibatnya, cepat melewati tahapan penyakit
yang semakin buruk. Penyakit ini umumnya diawali dengan hilangnya short memory
(memori jangka pendek). Pasien mulai sulit mengingat kejadian yang baru saja
terjadi hingga beberapa hari sebelumnya. Tapi, ia masih mampu mengingat
mas lalunya, sehingga masih bisa diajak
bernostalgia.
Tahap kedua, si penderita bisa kehilangan intermediate
memory, suatu kondisi hilangnya daya ingatan sampai berminggu-minggu. Yang
berbahaya ketika sudah terjadi long memory.
Pasalnya, penderita sudah tidak dapat mengingat masa lalu
maupun masa kini. Gejala awal sebenarnya dapat dikenali, yaitu adanya mild
cognitive impearment (gangguan kognitif ringan). Penderita yang mendapat gejala
seperti ini umumnya, mengalami kesulitan dalam mempertimbangkan sesuatu. Dan,
bagi yang mengalami gejala ini, hampir 30 persen akan mengidap alzheimer.
Untuk itu, penyakit ini harus dicegah sejak dini. Tidak ada
pengobatan khusus untuk penderita alzheimer. Ketika seseorang sudah masuk tahap
kepikunan, harus segera dicegah dengan obat-obat pembangkit memori. Seperti,
obat donepenzil dan rivasticmin. Obat-obat ini setidaknya mampu mengurangi
kecepatan menuju alzheimer.
Namun, apabila sudah masuk dalam tahap alzheimer, maka salah
satu tindakan yang bisa diambil adalah psikoterapi. Psikoterapi inipun sifatnya
hanya membuat nyaman pasien tetapi tidak bersifat menyembuhkan. Salah satu
bentuk psikoterapi adalah terapi kerja. Caranya, dengan membuat jadwal kerja
pada pasien, supaya merangsang daya ingatnya dan memicu aktivitas otak.
Selain itu, bisa diberi terapi dengan menunjukkan foto-foto
tertentu yang dapat membantunya mengingat masa lalu. Susahnya, banyak penderita
alzheimer tidak menyadari kalau dirinya mengidap penyakit gangguan otak ini.
Beberapa diantaranya, bahkan sering menolak dan mengingkari bahwa dirinya
mengidap alzheimer. Biasanya, seseorang dengan penyakit Alzheimer menunjukkan
perubahan kepribadian yang drastis. Misalnya, menjadi pencuriga, penakut atau
mudah bimbang dan kebingungan. Sehingga sering menimbulkan persoalan dengan
orang di sekitarnya.
Menurut hasil penelitian di Swedia yang dimuat di jurnal
'Lancet Neurology' edisi September 2005, menyimpulkan bahwa olahraga teratur
bisa mengurangi risiko terkena penyakit kepikunan tersebut. Hal itu didasarkan
pada penelitian terhadap sekelompok suka relawan berusia lanjut. Dari hasil
penelitian itu diketahui bahwa mereka yang aktif secara fisik ketika masih
muda, lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit tersebut. Telah lama
diketahui bahwa olahraga mental, seperti mengisi teka-teki silang, bisa
membantu mengurangi kemungkinan mengidap penyakit Alzheimer. Logikanya adalah,
pikiran atau otak yang sering digunakan, lebih kecil kemungkinannya terkena
Alzheimer.
Namun, beberapa peneliti mengatakan mereka belum bisa
memastikan pendekatan apa yang bisa mencegah penyakit tersebut. Latihan fisik
belum dianggap sebagai cara ampuh untuk menjaga kesehatan otak. Namun ada
banyak bukti yang bisa mendukung hal itu. Mungkin saja sebabnya adalah latihan
fisik bisa membantu melancarkan peredaran darah ke otak.
Mekanisme persisnya belum jelas, dan diharapkan percobaan
terhadap tikus yang secara genetik mempunyai tanda-tanda mengidap Alzheimer
bisa membantu memecahkan persoalan ini. Namun penelitian baru menunjukkan
olahraga teratur mengurangi secara drastic kemungkinan terkena pikun.
Selain dengan olahraga, ada cara lain untuk mengurangi imbas
terkena risiko alzheimer, yakni dengan diet asam folat. Daya ampuh Folat
terbukti melalui penelitian yang dilakukan di Amerika baru-baru ini. Studi
terdahulu menyebutkan efek perlindungan dari vitamin sebagai antioksidan.
Dokter Maris M. Corrada dari University of California Irvine menyebutkan, bahwa
tidak ada studi evaluasi yang mencari hubungan antara vitamin B dengan penyakit
Alzheimer.
Oleh karena itu, kemudian ia mencoba menganalisa sebuah data
dari Baltimore Longitudinal Study of Aging, yang dikaitkan dengan risiko
penyakit Alzheimer. Data tersebut diambil dari 579 subjek yang telah dicatat
menu lengkapnya selama satu minggu. Kemudian, diikuti selama kurang lebih 9,3
tahun.
Kelompok tersebut terbagi dalam dua kelompok. Yaitu,
kelompok dengan intake vitamin E, C, B6, B12, folat dan karotenoid seperti yang
disarankan RDA. Dan, kelompok satunya adalah yang konsumsi bahan tersebut
berada di bawah rekomendasi RDA. Setelah dianalisa, ternyata konsumsi
bahan-bahan tersebut berkaitan erat dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer.
Namun, dari hasil perhitungan data, hanya folat yang secara
signifikan berhubungan erat dengan penurunan risiko ini.
Hasil serupa ditunjukkan pada kadar total kolesterol,
tekanan darah sistole, kebiasaan merokok, serta tingkat BMI (Body Mass Index).
Dokter Corrada beserta timnya, memperkirakan, efek folat dapat menurunkan kadar
homosistein. Diketahui, kadar homosistein tinggi dapat meningkatkan risiko
Alzheimer melalui jalur penyakit vaskular, toksisitas terhadap amyloid, serta
sel saraf. "Namun, uji coba klinis perlu dilakukan untuk meminimalkan efek
lain yang tidak diketahui dari pemberian diet tinggi folat ini," saran Corrada.
(to/berbagai sumber)
Demikian Ulasan ArtikelKesehatan yang bisa saya bahas sebelumnya mohon Maaf bila ada Kesalahan dan kekurangnya Semoga
Bemanfaat bagi para pembaca Terimakasih
Atas kunjungan nya