Halloo…Sahabat
Kesehatan Umum..
Sebelumnya saya Ucapkan Terima kasih atas kunjungan nya
..Silahkan Baca Artikel nya Semoga bisa membantu Sahabat Semua .untuk
Mendapatkan Kesehatan yang sahabat inginkan ..langsung pada pokok pembahasan
z.
.
Lari Jantung sehat |
Olahraga Cegah Risiko Penyakit Jantung Koroner -
Pengobatan medis yang kian canggih tidak serta merta berhasil
menyembuhpenyakit. Masih membutuhkan satu hal lagi, yakni olahraga. Ternyata
banyak bergerak bisa mencegah risiko serangan penyakit, termasuk penyakit
jantung koroner.
Dewasa ini penanganan penyakit jantung koroner (PJK telah
menjadi lebih baik. Selain menggunakan obat-obatan yang canggih, juga ada
berbagai prosedur pembedahan yang makin hebat pula. Di antaranya pembedahan
bypass pembuluh koroner, angioplastikoroner (menggunakan kateter khusus dengan
balon kecil yang dapat dikembungkan), angioplasty laser, aterektomi koroner
(dengan alat khusus untuk mengikis plak), stent (tabung metal digunakan untuk
menjaga arteri agar tetap terbuka).
Namun, banyak pakar berpendapat, sebagian besar dari
penurunan angka kematian dan penyakit jantung erat hubungannya dengan pola
hidup. Terutama pengurangan kebiasaan merokok, perbaikan pola makan, dan
kebiasaan melakukan latihan olahraga. Kebiasaan berpola hidup sehat mempunyai
banyak pengaruh pada penyakit jantung koroner. Faktor risiko dapat
didefinisikan sebagai kebiasaan seseorang atau keadaan yang menunjukkan
peningkatan risiko terhadap penyakit jantung koroner.
Sampai tahun 1992 aktivitas fisik belum dimasukkan dalam
daftar sebagai faktor risiko penting yang dapat diubah. Termasuk di antaranya
merokok, tekanan darah tinggi, dan tingginya kadar kolesterol darah.
Dulu aktivitas fisik atau olahraga dimasukkan dalam daftar
sebagai faktor risiko kurang penting bersama-sarna dengan obesitas (kegemukan),
stres, dan diabetes. Sedangkan jenis kelamin pria dan meningkatnya usia
merupakan faktor risiko yang tak dapat diubah. Penelitian soal faktor risiko
PJK sebenarnya sudah lama dilakukan. Antara lain dilakukan pada 1953, terhadap
supir bus yang dalam pekerjaan sehari-harinya duduk saja mengendarai bus.
Ternyata, mereka memiliki risiko menderita PJK lebih besar
daripada kondekturnya yang banyak bergerak dalam bus bertingkat untuk
mengumpulkan tiket.
Ada lagi penelitian yang dilakukan tahun 1970 oleh dr.
Paffenharger dengan tim penelitinya.
Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui, ternyata para
pekerja pelabuhan di San Francisco yang dalam pekerjaannya sedikit menggunakan
fisiknya memiliki risiko menderita PJK 60% lebih besar daripada teman-temannya
yang banyak menggunakan fisik dalam pekerjaannya. Pada tahun 1975 hasil
penelitiannya menyatakan bahwa alumni perguruan tinggi yang aktif secara fisik
menyimpan risiko menderita PJK lebih rendah daripada mereka yang tidak aktif. Ditambah
banyak lagi penelitian lain, dapatlah disimpulkan bahwa mereka yang tidak aktif
bergerak, erat hubungannya dengan PJK. Apakah hasil penelitian itu juga berlaku
untuk wanita? Dalam suatu penelitian dari Universitas
Washington di Seattle dinyatakan, risiko mengalami serangan
jantung pada wanita menurun 50% dengan melakukan latihan-latihan sedang, berupa
jalan kaki selama 30 - 45 menit, sebanyak tiga kali seminggu. Penelitian lain
dihasilkan dari sekolah kedokteran dari Universitas Brown di Providence, Rhode
Island. Hasilnya, wanita yang kurang cukup aktif bergerak memiliki kemungkinan
lebih dari dua kali lipat mengalami PJK daripada wanita yang cukup bergerak.
Banyak penelitian menyatakan, kurang aktif bergerak pengaruhnya
pada risiko PJK sama tingkatannya pada pria atau wanita. Pada orang-orang bugar
umumnya faktor-faktor risiko mereka terkendali dengan baik. Lagi pula
jantungnya lebih besar dan lebih kuat, yang mempengaruhi pada peningkatan
suplai darah dan oksigen. Demikian pula pembuluhpembuluh darah arteri
koronernya dapat lebih mengembang dan jadi lebih besar. Malah pada usia lanjut
pembuluh-pembuluh darah arteri koroner mereka pun tidak menjadi kaku. Hal paling
penting yang membuat orang-orang aktif bergerak memiliki hanya kecil
kemungkinan mengalami PJK adalah semua faktor risiko mereka terkendali.
Latihan-latihan olahraga selama 30 menit setiap kali
berlatih dengan intensitas sedang sudah dapat menurunkan risiko PJK. Latihan
yang lebih keras dan dalam jumlah lebih banyak dapat lebih menurunkan risiko
itu, meskipun penurunan risikonya tidaklah linier. Latihan olahraga dikatakan
memiliki intensitas sedang apabila denyut nadinya mencapai kurang lebih 70 -
75% dan denyut nadi maksimal. Denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi umur
dalam satuan tahun. Jadi, misalnya, untuk seseorang berusia 40 tahun, dikatakan
latihannya berintensitas sedang bila setelah latihan denyut nadinya bisa
mencapaf antara 70 - 75% dari 220 - 240, yakni antara 126 - 135 denyut per
menit.
Banyak penelitian mengingatkan untuk tidak salah mengerti
bahwa latihan-latihan dengan intensitas seenaknya saja sebenamya tidak memadai.
Dr. Timo Lakka dari Universitas Kuopio di Finlandia mengadakan penelitian
selama lima tahun terhadap 1.453 pria tengah baya yang pada permulaan bebas
dari PJK. Dia menggolongkan mereka berdasarkan frekuensi dan intensitas
latihannya. Hasilnya, mereka yang melakukan latihan olahraga dengan intensitas sedang
sampai keras paling sedikit 2,2 jam per minggu, maka risiko menderita PJK
kurang dari separo dari mereka yang tidak melakukan latihan olahraga secara
teratur. Selain itu, hanya latihan-latihan olahraga aerobik dengan intensitas
sedang sampai keras, seperti jalan cepat, joging, bersepeda, dan lainnya, dapat
memberikan perlindungan.
Aktivitas fisik yang intensitasnya ringan-ringan saja -
seperti jalan-jalan pelan, memancing, berkebun, dan lainnya - tidak menurunkan
risiko penyakit jantung koroner. Jadi, dapat disimpulkan, untuk mengoptimalkan
manfaat dari latihan-latihan olahraga dalam usaha kita untuk menanggulangi
penyakit jantung koroner, lakukan latihan dengan takaran yang cukup (sedang
sampai keras), di samping pengaturan pola hidup yang benar. Latihan-latihan olahraga
pun harus dilakukan untuk seterusnya. Olahraga memang kontrak seumur hidup, sebagaimana
komitmen menjaga kesehatan selama seumur hidup. (to/ints)
Demikian Ulasan Artikel Kesehatan yang bisa saya bahas sebelumnya mohon Maaf bila ada Kesalahan dan kekurangnya Semoga
Bemanfaat bagi para pembaca Terimakasih
Atas kunjungan nya