Blog Seputar Cara Menghilangkan Jerawat, Cara Menghilangkan Bekas Jerawat, Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami, Cara Menghilangkan Komedo, Cara Memutihkan Wajah ,Cara Memutihkan Kulit, Cara Memutihkan Gigi, Cara Manfaat Daun Sirsak , Artikel Kesehatan , Makalah Kesehatan, Tips Kesehataan, Skripsi Kesehatan, manfaat dan Khasiat Daun, contoh surat.Contoh makalah

PENGERTIAN VIRUS CHIKUNGUNYA|PENANGANAN VIRUS CHIKUNGUNYA

Advertisement
Advertisement

Virus Chikungunya

Penyakit Chikungunya disebabkan oleh infeksi virus Chikungunya (CHIKV) termauk dalam kelompok genus Alphavirus. Ada sekitar 27 tipr virus yang berbeda dlam kelompok alphavirus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan mamalia lainnya, virus Chikungunya adalah salah satunya. Dalam sistematika klasifikasi virus Chikungunya masuk dalam kelompok IV yang termaduk dalam famili Togavirus dan genus Alphavirus. Banyak multipel varian dari virus Chikunya, varian virus baru dapat timbul bila terjadi mutasi genetik dari virion. Ada tiga genotipe virus yang telah dilapotkan yaitu: Afrika Barat, Afrika Tengah/Timur/Selatan, dan genotipe Asia. Seperti pada virus dengue, virus chikungunya disebarkan melalui gigitan nyamuk A. Aegypti, nyamuk spesies lainnya seperti A. Albopictus ternyata juga dapat menularkan penyakit ini. Hasil penelitian akhir akhir ini dilaporkan bahwa penularan  chikungunya melalui A. albopictus disebabkan karena terjadinya mutasi dari salah satu gen amplop virus (gen E1) dari virus yang bersangkutan. Hal tersebut berarti penyakit chikungunya dapat meluas daerah endemiknya pada lokasi dimana habitat nyamuk A. albopictus berada.
Etiologi, gejala dan patogenesis
Virus Chikungunya adalah virus RNA termasuk dalam kelompok IV, famili Tohaviridae dan genus Alphvirus. Banyak varian dari virus Chikungunya, varian baru akan muncul bila terjadi mutasi genetik dari virus. Virus Chikungunya berukuran 50 nm sampai 70 nm, mengandung SS(+) RNA.
           
Virus Chikungunya masuk kedalam sel target dengan cara endositosis, dimana beberapa reseptor virus pada permukaan sel ditempeli oleh virus. Setelah endositosis, dalam lingkungan/suasana asam dari endosom, hal tersebut memicu terjadinya perubahan bentuk amplop virus yang mengespose peptida E1yang menjembatani fusi antara virus dengan sel hospes.  Proses tersebut mempermudah pengeluaran core virus dan membebaskan genom viral. Dua precursor dari “non-structural protein (nsPs) ditranslasi dari viral mRNA, dan melepaskan precursor generasi 1-4/nsPs1-nsPs4. Precursor nsPs1 berperan dalam sintesis negatif strand vral RNA, nsP2 memicu RNA helic, RNA trifosfat dan aktivitas proteinase kemudian berperan dalam menghambat transkripsi sel hospes, nsP3 adalah bagian dari unit replikasi dan nsP4 adalah viral polymerase. Penggabungan protein tersebut untuk membentuk  suatu replikasi kompleks yang mensintesis intermediate negatif strand RNA secara utuh, proses tersebut digunakan untuk sintesis subgenomik (26S) dan genomik (48S) RNA. Subgenomik RNA mengatur ekspresi dari precursor C–pE2–6K–E1 polyprotein, yang diproses oleh “autoproteolytic serine protease”. Kapsid dibebaskan dan pE1 dan pE2 glikoprotein diproses didalam golgi kemudian dikeluarkan kedalam membran plasma, dimana pE2 dirbah menjadi E2 dan E3. Viral terbentuk oleh ikatan nukleitida viral kedalam RNA virus kemudian diselubungi dengan amplop membraneglikoprotein. Dari proses tersebut terbentuk alfa partikel dengan core icosahedral, menempel pada membran sel hospes.

Masa inkubasi penyakit chikungunya sekitar dua sampai lima hari, gejala yang terlihat adalah demam samnpai 40oC, peteciae pada bagian tubuh, kadang pada daera paha atau persendian. Gejala lain yang tidak spesifik adalah sakit kepala, conjunctivitis, dan sedikit fotopobia. Gejala utama yabg terlihat adalah demam tinggi sekitar2 hari, diikuti gejala lain rasa sakit pada oersendian, sakit kepala, tidak bisa tidur, kelemahan yang sangat. Gejala tersebut terjadi bervariasi setiapindividu, biasanya sekitar lima sampai tujuh hari. Sedangka penderita yang merasa sakit pada persendian gejala agak lebih lama, kadang sampai dua tahun, bergantung pada umur penderita.

Penanganan chikingunya


Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik untuk penyakit ini, vaksin chikungunya juga belum ditemukan.  Pengobtan yang dilakukan adalah hanya secara simptomatis untuk mengurangi gejala saja. Beberapa obat anti inflamasi dapat mengurangi arthitis/sakit pada persendian dan penurunan demam/antipyertik.


Facebook Twitter Google+
Back To Top