MAKALAHAPLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MEMBANTUDETEKSI DINI PENYAKIT IMUNOLOGI( STUDI KASUS LUPUS ERITHEMATOSUS )
Pendahuluan
Jika
kita mengamati kehidupan sehari-hari di masyarakat, rupanya bukan hanya faktor
pendidikan, ekonomi, dan budaya saja yang menjadi masalah besar bagi masyarakat
saat ini. Ternyata faktor sosial yang menyangkut taraf kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat merupakan masalah yang jauh lebih penting untuk
diperhatikan sebab kesejahteraan hidup sangat berdampak pada tingkat kesehatan
dari masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, bagi mereka yang hidup dengan
taraf kesejahteraan baik, pola hidup serta kesehatan mereka cenderung lebih
terjaga, sedangkan bagi mereka yang hidup dengan taraf kesejahteraan kurang,
mereka biasanya kurang peduli atau bahkan tidak menjaga pola hidup dan
kesehatan mereka. Mereka sering meremehkan penyakit yang dideritanya, yang
cukup aman diatasi sendiri tanpa harus periksa ke dokter. Padahal gejala-gejala
tersebut apabila tidak dideteksi secara dini kemungkinan dapat terserang
penyakit yang lebih serius, salah satunya peyakit imunologi.
Penyakit
imunologi terjadi karena adanya kompleks antigen-antibodi dalam tubuh. Penyakit
imunologi terjadi akibat sistim antibodi terlalu sensitif atau kompleks
antigen-antibodi menghancurkan sistim antibodi sendiri sehingga kekebalan tubuh
berkurang (Media Aesculapius, 2001: 568). Dengan adanya obat bebas dan obat
bebas terbatas yang beredar di masyarakat luas, maka biasanya masyarakat
cenderung untuk mengobati gejala penyakit alergi yang dianggap ringan. Padahal,
penyakit alergi seperti lupus adalah penyakit yang tidak bisa
disembuhkan tetapi bila dideteksi secara dini dan dengan terapi maka dapat
memperbesar survival rate penderita
Artinya :”Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS.
Saba`/34:28)
Tafsir Ibnu
Katsir disebutkan bahwa Allah Swt berfirman kepada hamba dan Rasul-Nya yaitu
Muhammad Saw, ”Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,”
yaitu kepada seluruh makhluk yang mukallaf, seperti firman Allah SWT,
”Katakanlah :`Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.`”
(QS. Al-A`raf /7:158). Basyiron wa nadziron (sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan) yaitu engkau memberi kabar gembira bagi orang yang
menaatimu dengan surga dan memberikan ancaman bagi orang yang bermaksiat
kepadamu dengan neraka. Dengan memahami makna bahwa Nabi sebagai pembawa rahmat
dan kabar gembira di atas, maka dapat diterapkan pada sebuah sistem pakar untuk
diagnosa penyakit imunologi (lupus), apabila dengan diagnosa dini dan
penatalaksanaan yang mutakhir maka 80-90% pasien dapat mencapai harapan hidup
10 tahun dengan kualitas hidup yang hampir normal (Media Aesculapius, 2001:
571) .Pada dasarnya memang kesembuhan berbagai macam penyakit, adalah atas
kehendak Allah SWT. Seperti dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur`an surat Asy
Syu`araa`/26 : 80 di bawah ini :
Artinya:”Dan ApabilaAkusakit,
Dialah yang menyembuhkanaku.”(QS. Asy-Syu`araa`/26:80).
Konteks dari ayat
tersebut di atas se cara tersirat, mejelaskan bahwa Kita sebagaimanusia, ciptaan
Allah SWT tidakada yang diciptakansempurna, semua nikmat, rejeki, jodoh termasuk
musibah berupa penyakit yang diturunkan Allah kepada kita itu semata untuk menguji
seberapa besar rasa iman kita kepada Sang Pencipta, Namun Allah juga tidak akan
member cobaan di luar kemampuankita. Oleh karenaitu, kita harus merasa yakin bahwa
segala penyakit pasti bias disembuhkan. Jadi, selain meminta kesembuhan dengan cara
berdoa juga diperlukan usaha untuk proses penyembuhannya.
Firman Allah SWT dalamQS.Luqmanayat
12:
Artinya : ”Dan Sesungguhnya Telah kami berikan
hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji” (QS. Luqmân/31 : 12).
Ayat
diatas menjelaskan mengenai seberapa besar rasa syukur manusia kepada Allah dan
mengenai apa yang telah didapatkan dalam kehidupan setiap manusia, dimana pada
saat manusia tersebut dapat mensyukuri dirinya sendiri, maka rasa syukur
tersebut akan meluas dengan mensyukuri segala sesuatu yang didapatkan dalam
hidupnya.
Dengan
adanya teknologi yang Semakin berkembang pesat membuat proses dalam
pendeteksian dini untuk penyakit imunologi (lupus) pun kini dapat dipermudah. Kemampuan komputer untuk mengolah
informasi dan pengetahuan pada saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi, hal
ini terlihat dengan banyak munculnya program kecerdasan buatan atau disebut Artifical
Intelligence yang merupakan salah satu bentuk dari perkembangan komputer
yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia. Salah
satu bentuk dari kecerdasan buatan yang banyak digunakan pada saat ini antara
lain adalah sistem pakar.
Sistem
Pakar sudah banyak dikembangkan, baik untuk kepentingan penelitian maupun untuk
kepentingan bisnis, juga dari berbagai bidang ilmu seperti ekonomi, keuangan,
teknologi dan kedokteran. Sistem pakar dalam bidang diagnosis kesehatan telah
dikembangkan pada pertengahan tahun 1970 di Stanford University. Sistem
tersebut dapat digunakan untuk melakukan diagnosis dan terapi terhadap penyakit
meningitis dan infeksi bacterimia. Sistem pakar yang merupakan suatu program
untuk penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan
tertentu, akan lebih terasa efektif serta efisien, apabila pengguna dapat
dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi di manapun dan kapanpun. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi web yang bersifat dinamis.
Saat
ini, aplikasi web merupakan salah satu sumber informasi yang banyak digunakan.
Teknologi internet begitu menyentak dan membawa banyak pembaharuan
termasuk memperbaiki metode pengembangan aplikasi. Kini web tidak hanya
digunakan untuk membangun sebuah situs, namun juga digunakan untuk pengolahan,
pendistribusian data penting dan aplikasi sistem pakar itu sendiri. Aplikasi
sistem pakar dengan web dibuat agar pemakai dapat berinteraksi dengan penyedia
informasi secara mudah dan cepat, melalui dunia internet. Aplikasi web
tidak lagi terbatas sebagai pemberi informasi yang statis, melainkan juga mampu
memberikan informasi yang berubah secara dinamis, dengan cara melakukan koneksi
terhadap database.
Penulis
hendak membuat suatu prototype sistem pakar yang dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk masyarakat awam agar dapat mendiagnosa penyakit lupus secara dini.
Diagnosa ini adalah diagnosa sementara yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kewaspadaan dan segera menghubungi dokter untuk memperoleh
diagnosa pasti dan terapi sejak dini, sehingga dapat memperpanjang usia harapan
hidup penderita.
Penyakit
Imunologi
Penyakit-penyakit
autoimun adalah kondisi-kondisi dimana ada suatu kelainan dari sistim imun yang
dikarakteristikan oleh produksi yang abnormal dari antibodi-antibodi (auto-antibodies) yang diarahkan terhadap
jaringan-jaringan tubuh. Penyakit-penyakit autoimun secara khas mencirikan
peradangan dari beragam jaringan-jaringan tubuh. seperti systemic lupus erythematosus, Sjogren`s syndrome, rheumatoid arthritis, polymyositis, scleroderma,
Hashimoto`s thyroiditis, juvenile diabetes mellitus, Addison disease, vitiligo,
pernicious anemia, glomerulonephritis, dan pulmonary fibrosis, infeksi-infeksi kronis dan kanker (Hariadi&Hoediyanto, 2007:
431).
Lupus
Lupus
berasal dari bahasa latin yang berarti serigala,ini disebabkan karena pada
penderita lupus yang disebut juga odapus terdapat ruam merah dipipinya yang disebut
butterfly rash, lupus juga sering disebut dengan systemic lupus erithematosus (SLE).
Lupus merupakan penyakit “autoimun”
kronik yang dapat mengenai kulit,susunan saraf,sendi,ginjal,paru dan bagian
tubuh yang lainnya. Pada penyakit lupus ini imun yang seharusnya menjaga tubuh
dari serangan virus atau bakteri, malah sebaliknya jaringan tubuh yang sehat
malah diserang oleh imunnya sendiri. Sampai sekarang penyebab terjadinya
serangan lupus belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi
yaitu genetenetik (keturunan),lingkungan ,(obatobatan,racun,makan,dan
sinar matahari) (Hariadi&Hoediyanto,
2007: 431).
Lupus
tidak menular ,karena lupus bukan penyakit menular.Bagaimana gejala lupus?
Biasanya gejala yang umum dirasakan oleh odapus merasa lelah atau badannya
lemah,demam,bercak pada kulit dan nyeri pada otot dan persendian, kadangkala gejala ini dapat
diartikan dengan penyakit flu atau demam berdarah.
Lupus
bukan penyakit turunan tapi ada beberapa faktor kalau orang tua memegang
peranan penting terjadinya pemicu lupus itu aktif pada tubuh odapus,tapi
seberapa besar pengaruh antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda pada
sebagaian orang rentan terjangkit lupus. Lupus
bukan penyakit turunan tapi ada beberapa faktor kalau orang tua memegang peranan
penting terjadinya pemicu lupus itu aktif pada tubuh odapus
(Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431) ,tapi seberapa besar pengaruh antara satu
dengan yang lainnya berbeda-beda pada sebagian orang rentan terjangkit lupus.
Pada saat ini belum ditemukan cara penyembuhan lupus secara tuntas. Dengan
hidup sehat dan pengobatan secara teratur aktivitas lupus dapat ditekan.
Setiap yang hidup pasti akan
mati,lupus bukan penyakit mematikan tapi dengan adanya infeksi dan komplikasi
itu yang menimbulkan kematian kepada odapus. Lupus sering menyerang kaum
perempuan dibandingkan kaum laki-laki, gejala-gejala lupus sering dijumpai pada
usia produktif 15-40 tahun.kalaupun ada usia dibawah 15 tahun atau di
atas 40 tahun, kemungkinannya ada sangat kecil dan gejalanya masih belum jelas
terlihat (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431).
Ada 3 Jenis Lupus, Antaralain :
1.
Lupus Eritematosus Sistemik (LES/SLE)
Yaitu bagian
sistemiknya. Dapat menimbulkan komplikasi seperti lupus otak, lupus paru-paru,
lupus jari-jari tangan atau kaki, lupus kulit, lupus ginjal, lupus jantung,
lupus otot, lupus retina, lupus sendi, dan lain-lain.
2.
Lupus Diskoid
Yaitu bagian
Kulit .Lupus kulit dengan manifestasi beberapa jenis kelainan kulit. Termasuk
paling banyak menyerang.
3. Lupus Obat
Timbul akibat
efek samping obat dan akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat terkait.
Umumnya berkaitan dengan pemakaian obat hydralazine (obat hipertensi) dan
procainamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 433).
Ada
beberapa kriteria untuk mendiagnosa lupus. Umumnya seseorang memenuhi paling
sedikit 4 (empat) kriteria sebelum diagnosa dilakukan:
1.
Arthritis (Sakit/nyeri/bengkak pada
persendian selama lebih dari 3 bulan)
2.
Jari tangan/jari kaki tampak pucat/tidak
nyaman pada saat dingin
3.
Sariawan > 2 minggu atau lebih
(sampaimulut taraf parah)
4.
Anemia (Kurang darah)
5. Butterfly
rash (Adanya ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu bersayap meliputi kedua pipi)
6.
Pleuritis / pericarditis (Nyeri di dada
saat menarik nafas yang panjang selama beberapa hari)
7.
Merasa sangat lemah dan cepat lelah
meskipun telah cukup istirahat
8.
Photosensitivity (Kulit menjadi
hipersensitif terhadap sinar matahari)
9.
Sering sekali mengalami kejang
10. Discoid
rash (Ruam rash pada wajah yang berbentuk bulat pada pipi)
11. Di bagian
tubuh terdapat bercak-bercak merah berbentuk cakram dan terkadang bersisik
12. Rasa
mual, muntah > 2 minggu
13. Menurunnya
nafsu makan
14. Diare
secara terus-menerus > 2 minggu
15. Brain
Irritation (Sering mengalami nyeri kepala sebelah yang menyerupai migren)
16. Mucus
membrane ulcers (muncul Borok-borok yang berlendir)
17. Alopesia
(Kebotakan pada rambut yang sulit tumbuh)
18. Demam
diatas 38 derajat celcius tanpa sebab yang jelas & terjadi secara berulang
19. Ruam
kulit yang diperburuk oleh sinar matahari
20. Nyeri
otot yang berulang
21. Penurunan
Berat badan (berat badan turun drastis > 10
kg dalam 2 minggu)
22. Pembengkakan
kelenjar (biasanya sering terjadi pada kaki,
tangan menjadi bengkak membesar)
23. Nyeri
pada perut
24. Kaki
sering mengalami mati rasa dan kesemutan
25. Hematuria
(Air kemih mengandung darah)
26. Gangguan
penglihatan (Tiba-tiba mata menjadi perih dan
sakit waktu melihat, penglihatan menjadi buram yang lama-kelamaan dapat
berakibat kebutaan pada penderita)
27. Mimisan (terjadi secara berulang)
28. Gangguan
menelan (tenggorokan terasa sakit dan perih
pada saat kita menelan makanan)
29. Batuk
darah
(Hariadi&Hoediyanto, 2007: 433).
Secara Etiologi Penyakit lupus
penyebabnya belum diketahui. Diduga faktor genetik,infeksi dan lingkungan ikut berperan serta pada
patofisiologi lupus (Hariadi&Hoediyanto,
2007: 433). Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan
untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh sendiri. Penyimpangan
reaksi imunologi ini akan menghasilkan antibody secara terus-menerus. Antibody
ini juga berperan dalam pembentukan kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit
inflamasi imun sistemik dengan kerusakan multiorgan. Faktor-faktor risiko pada
penderita lupus, antara lain:
1.
Faktor Risiko Genetik, meliputi jenis kelamin, umur dan faktor keturunan.
2.
Faktor risiko hormon
3.
Sinar Ultraviolet
4.
Imunitas
5.
Obat
6.
Infeksi
7. Stress
Positif
lupus, empat kriteria Gejala penyakit ini dibedakan atas gejala umum dan gejala
pada organ tertentu (Media Aesculapius, 2001).Gejala umum yang sering ditemukan
di antaranya, penderita sering merasa lemah, kelelahan berlebihan, demam, dan
pegal-pegal. Gejala ini muncul ketika lupus sedang aktif dan menghilang ketika
tidak aktif.
FaktorRisiko
Orang-orang yang
mempunyaikeluarga yang pernahterkenapenyakit Lupus
inidicurigaiberkecenderunganuntukterkenapenyakitini, lebihkurang 5-12%
lebihbesardibanding orang normal.
1. Faktor
Risiko Genetik. Meliputi jenis kelamin (Frekuensi pada Wanita dewasa 8 kali
lebih sering dari pada priadewasa), umur (lebih sering pada usia 15-40 tahun),
dan factor keturunan (frekuensinya 20 kali lebih sering dalam keluarga dimanater
dapat anggota dengan penyakit tersebut).
2. Faktorrisikohormon.
Konsumsi hormone juga akan berdampak buruk bagi kesehatan kita. Estrogen
menambahrisiko SLE.
3. Sinar
Ultraviolet. Sinar ultraviolet mengurangi supresiimun sehingga terapi menjadi kurang
efektif, sehingga lupus kambuh atau bertambah berat. Ini disebabkan selkuli tmengeluarkan
sitokin dan prostaglandin sehingga terjadi inflamasi di tempat tersebut maupun secara
sistemik melalui peredaran di pembuluh darah.
4. Imunitas.
Padapasien lupus terdapat hiperakti vitassel B atau intoleransi terhadapsel T.
5. Obat.
Obat tertentu dalam prosentase kecil sekali pada pasien tertentu dan diminum dalam
jangka waktu tertentu dapat mencetuskan lupus obat (Drug Induced Lupus Erythematosusatau
DILE). Jenis obat yang dapat menyebabkan lupus obatadalah :
- Obat yang pasti menyebabkan
lupus obat: klorpromazin, metildopa, hidralasin, prokainamid, dan isoniazid.
- Obat yang mungkindapatmenyebabkan lupus obat: dilantin,
penisilamin, dankuinidin
6. Infeksi.
Pasien SLE cenderung mudah mendapat infeksi dan kadang-kadang penyakit ini kambuh
setelah infeksi.
7.
Stres. Stres berat dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah memiliki
kecenderungan akan penyakit ini.
(Media Aesculapius, 2001: 568).
Lupus
adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan manifestasi
klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat (Mansjoer, 2001: 568). Lupus
juga dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang
yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan pada tulang
sendi,otot , kulit dan jaringan penghubung lainnya dan organ (Hartawan, 2007:
1). Lupus menyebabkan sistem kekebalan memproduksi antibodi - antibodi yang
menyerang sel-sel dan dan jaringan-jaringan yang berasal dari dalam tubuh kita
sendiri.dan biasanya odapus (orang hidup dengan lupus)akan menghindari
hal-hal yang dapat membuat penyakitnya kambuh dengan :
- Menghindari
stress
- Menjaga
agar tidak langsung terkena sinar matahari
- mengurangi
beban kerja yang berlebihan
- menghindari
pemakaian obat tertentu.
odapus
dapat memeriksakaan diri pada dokter-dokter pemerhati penyakit ini, dokter
spesialis penyakit dalam konsultasi hematologi, rheumatology, ginjal,
hipertensi, alergi imunologi, jika lupus dapat tertanggulangi, berobat dengan
teratur, minum obat teratur yang di berikan oleh dokter (yang biasanya diminum
seumur hidup), odapus akan dapat hidup layaknya orang normal.
Analisis Basis Pengetahuan (Knowledge Based)
1. Blok
Diagram Area Permasalahan
Pembuatan blok diagram dimaksudkan untuk membatasi
lingkup permasalahan yang dibahas dengan mengetahui posisi pokok bahasan pada
domain yang lebih luas. Pada blok diagram ini, dapat dilihat bahwa penyakit
lupus yang dijadikan sebagai area permasalahan.
2. Blok Diagram FokusPermasalahan
Blok diagram focus permasalahan digunakan untuk menjelaskan
situasi penentuan keputusan untuk diagnose akhir berupa prosentase lupus, yang
terdiridari 3 macam antara lain prosentase lupus sistemik, prosentase discoid
dan prosentase pengaruh obatnya berdasarkan gejala yang dipilih user.
Blok Diagram Faktor Kritis
menegaskan faktor-faktor kritis dalam area target
keputusan yang akan diprototipekan. Tiga faktor kritis yang berpengaruh dalam
pembuatan aplikasi ini adalah
1.
Usia,
menjelaskan batasan untuk pasien yang dapat dilakukan diagnosa dan untuk
mengetahui hasil diagnosa jenis penyakit. Umumnya gejala yang dialami penderita lupus (odapus) terlihat sekitar usia
15-40 tahun. Disini nanti akan dibagi
menjadi 3 kategori penatalaksanaan, yaitu umur <19 tahun, 19-40 tahun dan usia >40 tahun.
2.
Klasifikasi
jenis penyakit berupa prosentase dari penyakit penderita yang di dapat dari
pemilihan gejala.
3.
Gejala,
dibutuhkan dalam pencapaian keputusan. Dari masukan gejala yang dirasakan oleh
pengguna kemudian digabungkan dengan klasifikasi jenis lupus dan usia, maka
akan didapatkan pencapaian hasil konsultasi berupa prosentase perhitungan
probabilitas klasik dan penatalaksanaan secara umum dan medikamentosa
Dependency
Diagram
gejala
menunjukan kondisi yang mempengaruhi rule set 1 dari kondisi tersebut
menghasilkan kesimpulan awal berupa prosentase jenis penyakit lupus. Selanjutnya yang berasal dari rule set 1,
ditambah input user yang pertama yang mempengaruhi rule set 2. Sehingga dalam rule
set 2, terdapat basis pengetahuan berupa aturan yang telah diklasifikasikan
berdasarkan usia, prosentase Jenis lupus. Kemudian menghasilkan
Analisa Prosentase dengan Probabilitas
Klasik
Rumus umum untuk probabilitas klasik di definisikan sebagai peluang P(A)
dengan n adalah banyaknya kejadian, nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A.
Frekuensi relatif terjadinya A adalah
(1)
|
Ada 29 Gejala Lupus yang
Diketahui, Per gejala
mewakili:
a. Lupus Discoid. Ada 8 gejala yang diketahui
Berdasarkan
probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 8 kemungkinan hasil kejadian
dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap gejala untuk jenis lupus
diskoid.
P (Lupus
Diskoid) = 0,034482 x 8 = 0,275856 = 27,59 %
b. Lupus Sistemik
Ada
15 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 15.
Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 15 kemungkinan
hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap gejala jenis
lupus sistemik
P (Lupus
sistemik)= 0,034482 x 15 = 0,51723 = 51,72 %
c. Lupus Obat
Ada
6 kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 6.
Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 6 kemungkinan
hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap jenis lupus
pengaruh obat-obatan
P (Lupus
Obat) = 0,034482 x 6 = 0,206892 = 20,69 %
Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju (Foward
Chaining)
Dalam hal ini, akan dijelaskan bagaimana
aliran proses jika menggunakan metode forward chaining yang dapat dilihat pada
flowchart di bawah ini:
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan
diselesaikan melalui laporan ini, maka terdapat beberapa kesimpulan:
1.
Penggunaan metode forward chaining
dengan proses penelusuran menggunakan depth-first-search cocok untuk
pembuatan aplikasi sistem pakar untuk pemasalahan diagnosa penyakit imunologi
(lupus)
2.
Berdasarkan hasil pengujian, aplikasi sistem
pakar ini berguna untuk membantu dan mempermudah user dalam memperoleh
informasi mengenai penyakit lupus serta mendapatkan hasil diagnosa jenis
penyakit lupus untuk gejala antara usia 14 – 40 tahun
3.
Materi yang dimuat dalam program ini masih
kurang mewakili kepakaran dalam hal penyakit lupus secara menyeluruh.
4.
Hasil prosentase di dapatkan dari perhitungan
menggunakan rumus probabilitas klasik di mana peluang P(A) dengan A adalah
gejala per jenis lupus, n adalah total banyaknya gejala per jenis lupus, serta
nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A sehingga di dapatkan prosentase tiap
gejala untuk lupus adalah 3,44 %
5.
Dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP
dan MySQL sebagai basisdata, maka dapat dibangun suatu program aplikasi yang
dapat mengatasi masalah pendeteksian penyakit imunologi (lupus) secara dini.
Saran
Setelah mengembangkan sistem pakar ini, ada beberapa
saran yang harus diterapkan guna pengembangan sisten pakar lebih lanjut:
1. Kiranya pengembangan portal informasi yang
diperlukan untuk membantu dalam
melakukan identifikasi penyakit imunologi (lupus) secara dini dapat
dijadikan media yang tepat bagi penggunanya, dalam menerima informasi yang
akurat, terpercaya, dan memiliki nilai yang efektif serta efisien bagi
pengguna.
2.
Pengetahuan sistem pakar diagnosa penyakit
imunologi (lupus) kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas
gejala yang diberikan, agar dapat memberikan penjelasan informasi kepada
pengguna yang lebih optimal.
3.
Dilakukan pengembangan program sejenis
dengan permasalahan domain yang lebih luas.
4.
Data mengenai gejala dan semua mengenai
penyakit lupus kiranya dapat lebih
dimaksimalkan, sampai mendapatkan perhitungan probabilitas yang lebih akurat
serta dicari alternative lain yang memungkinkan penyelesaian yang jauh lebih
baik.
5.
Untuk penanganan terapi lebih lanjut
sehingga dapat menghasilkan perkembangan yang maksimal, sebaiknya user
langsung mendatangi pusat atau dokter spesialis atau rumah sakit terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jauziyyah. 2008. Ath-Thibbun Nabawy, Pengobatan Cara Nabi
Muhammad SAW. Surabaya : Arkola.
Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakata:
ANDI.
An-Najar Zaghlul. 2006. Pembuktian
Sains Dalam Sunnah. Jakarta: Amza
DEPKES RI. 2001. Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas
Berdasarkan Gejala. Jakarta : DEPKES.
Fakultas Kedokteran UI. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga.
Jakarta : Media Aesculapius.
Hariadi & Hoediyanto.2007. Lupus dan Penatalaksanaannya Edisi ketiga .Surabaya:
Fakultas Kedokteran UNAIR.
Hartawan.2007.Sistem kekebalan Tubuh edisi pertama.
Jember: Media Medikamentosa
Jayan. 2007. Desain Situs Keren Dengan Photoshop dan
Dreamweaver. Palembang : Maxikom
Jogianto, H. 1999. Analisa dan Desain Sistem Informasi,
Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Kadir, A. 2001. Dasar
Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta: ANDI.
Komputer, wahana. 2006. Panduan Lengkap Menguasai Pemrograman Web
Dengan PHP 5. Yogyakarta : Andi
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi.
Yogakarta: ANDI.
Kusumadewi, S. 2003. Artificial Intelegence (Teknik dan
Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mansjoer.2001. penyakit autoimun dan gejalanya.
Surabaya:Fakultas Kedokteran Unair
Syafii, M. 2005. Membangun Aplikasi Berbasis Web PHP dan
MySQL. Yogyakarta : Andi