Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan
alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi
bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan bagaimana seseorang
dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah
dan sesudah menikah.
Menurut BKKBN, (2001), defenisi kesehatan reproduksi adalah
kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh
pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan.
Sedangkan menurut ICPD (1994) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil
akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait
dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata
produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi
mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ
reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
Menurut Depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya
sangat luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena
mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam
uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci
digunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach), sehingga
diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Untuk kepentingan Indonesia saat ini, secara nasional telah disepakati ada empat komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu :
Untuk kepentingan Indonesia saat ini, secara nasional telah disepakati ada empat komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu :
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanganan
Penyakit Menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.
Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi :
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan
Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS
4. Pencegahan dan penangulangan
komplikasi aborsi
5. Kesehatan Reproduksi Remaja
6. Pencegahan dan Penanganan
Infertilitas
7. Kanker pada Usia Lanjut dan
Osteoporosis
8. Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi
lain misalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula dll.
Dalam penerapanya di pelayanan kesehatan, komponen kespro yang masih
menjadi masalah di Indonesia adalah ( PKRE) Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Esensial, terdiri dari :
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanggulangan
Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS
5. Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Komprehensif (PKRK) ditambah Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut.
INDIKATOR KESEHATAN REPRODUKSI
1. Angka Kematian Ibu (AKI) makin
tinggi AKI, makin rendah derajat kesehatan reproduksi
2. Angka Kematian Bayi (AKB) makin
tinggi AKB, makin rendah derajat kesehatan reproduksi
3. Angka cakupan pelayanan keluarga
berencana dan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana (makin rendah
angka cakupan pelayanan KB, makin rendah derajat kesehatan reproduksi)
4. Jumlah ibu hamil dengan “4 terlalu”
atau “terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak
antar kelahiran (makin tinggi jumlah ibu hamil dengan “4 terlalu”, makin rendah
derajat kesehatan reproduksi)
5. Jumlah perempuan dan/atau ibu hamil
dengan masalah kesehatan, terutama anemia dan kurang energi kronis/KEK, (makin
tinggi jumlah anemia dan KEK, makin rendah derajat kesehatan reproduksi)
6. Perlindungan bagi perempuan terhadap
penularan penyakit menular seksual (PMS), (makin rendah perlindungan bagi
perempuan, makin rendah derajat kesehatan reproduksi)
7. Pemahaman laki-laki terhadap upaya
pencegahan dan penularan PMS (makin rendah pemahaman PMS pada laki-laki, makin
rendah derajat kesehatan reproduksi).
Dalam pengertian kesehatan
reproduksi secara lebih memdalam, kesehatan reproduksi bukan semata-mata
sebagai penelitian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup pengertian
social (masyarakat). Intinya goal kesehatan secara menyeluruh bahwa kualitas
hidupnya sangat baik. Namum, kondisi social dan ekonomi terutama di
Negara-negara berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan memburuk, secara
tidak langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita.
Berdasarkan pemikiran di atas
kesehatan wanita merupakan aspek paling penting disebabkan pengaruhnya pada
kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita di beri kebebasan dalam
menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di
mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.