Halloo…Sahabat
Kesehatan Umum..
Sebelumnya saya Ucapkan Terima kasih atas kunjungan nya
..Silahkan Baca artikel nya Semoga bisa membantu Sahabat Semua .untuk
Mendapatkan Kesehatan yang sahabat inginkan ..langsung pada pokok pembahasan
z..
Orang Pemarah Miliki Kolesterol Tinggi -
Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa menahan diri ketika marah. Pesan bijak
itu ternyata sejalan dengan penelitian sekelompok peneliti yang menyimpulkan
bahwa orang yang bisa menahan marah tidak memiliki kolesterol tinggi dalam
tubuhnya.
Namun, orang yang memiliki sifat permusuhan atau amarah
secara agresif terbukti memiliki kadar kolesterol tinggi. Marah tidaknya
seseorang dapat dilihat dari raut wajah yang agresif atau tidak, begitu hasil
temuan tim peneliti dari Duke University Medical Centre di Carolina Utara.
"Hasil penemuan tersebut menyebutkan bahwa hanya
aspek-aspek tertentu sifat permusuhan yang digolongkan oleh ekspresi orang yang
marah baik dari sikap verbal maupun fisik serta tipe interpersonal antagonistik
sangat potensial terserang penyakit jantung," kata Edward Suarez dan
koleganya.
Ia menuturkan bahwa penelitiannya itu dilakukan terhadap 77
responden wanita muda sehat usia antara 18 dan 26 tahun. Semuanya orang kulit
putih. Menurut dia, para responden tersebut diminta mengisi kuesioner untuk
mengetahui sifat permusuhan seseorang, dengan berbagai pertanyaan tentang
bagaimana sifat marah yang disembunyikan, tingkat kemarahan dan kecurigaan
serta sifat-sifat personal lainnya.
Para responden yang mendapat nilai tinggi untuk tingkat
kemarahan diketahui memiliki kadar kolesterol tinggi, terutama memiliki kadar
kolesterol LDL buruk yang menyumbat pembuluh\ darah.
Bagi mereka yang menunjukkan sikap marah, hasilnya berlawanan
dengan mereka yang menyimpan sikap marah tersebut, kata Suarez yang menulis
hasil temuannya itu pada Annals Behavioural Medicine. Tim Suarez menyebutkan
bahwa orang yang menyimpan rasa permusuhan pada umumnya cenderung memiliki
sikap prilaku tidak sehat, seperti memiliki kebiasaan merokok dan makan
berlebihan. Ia menjelaskan bahwa timnya akan terus
mengembangkan penelitian lebih lanjut kepada responden lain selain kaum wanita
muda dan golongan kulit putih.
Sementara itu, para peneliti dari Gladstone Institute of
Cardiovascular Disease dan Universitas
Kalifornia, San Fransico, memperoleh temuan besar tentang
teka-teki bagaimana tubuh manusia membuat dan mengatur lemak, temuan yang
mungkin dapat menjadi upaya mengatasi kegemukan.
Hasil temuan tim peneliti tersebut menunjukkan bahwa
terdapat cara untuk memisahkan enzim kunci yang dipakai oleh anggota tubuh
memproduksi lemak. Enzim yang disebut DGAT itu bergabung dengan molekul-molekul
yang meproduksi kelompok lemak tertentu triglycerdes yang membentuk lebih dari
95 persen jaringan lemak pada tubuh manusia.
Robert Farese Jr, kepala investigasi di Gladstone, San
Fransisco, mengatakan bahwa para peneliti telah mengetahui tentang DGAT
beberapa dekade lalu, tetapi sampai saat ini belum mampu mengisolasi enzim yang
sulit dipahami itu. Farese mengatakan bahwa hasil temuan timnya yang
dipublikasikan beberapa waktu lalu di Akademi Nasional Ilmu Pengetahuan dapat
dijadikan sebagai obat terapi baru untuk
mengatasi kegemukan dengan cara menghalangi peredaran DGAT. Farese
bersama teman-temannya ternyata mampu mengisolasi enzim yang rumit tersebut dengan
menggunakan semacam sidik jari genetik. "Penemuan yang rapi tentang
pengisolasian enzim tersebut berkaitan pada sebagian besar terapi kegemukan
yang menyangkut gangguan pemancar otak yang mempengaruhi nafsu makan seseorang.
Cara ini bisa bekerja langsung pada jaringan lemak untuk mencegah produksi
lemak," ujarnya.
Kelompok tersebut juga telah mempelajari kaitan enzim yang
disebut ACAT yang disertakan dalam metabolisma kolesterol. Dengan menggunakan
serangkaian ACAT genetik yang telah dikenali, para peneliti dapat
membandingkannya dengan rangkain genetik lain yang tak dikenali yang ada pada
manusia pada umumnya melalui komputer database. "Dengan menggunakan
database ini kami dapat mengidentifikasi gen serupa. Kami tidak mengetahui apa
gen itu ada sejak awal, namun kita mencoba untuk mengetahui apakah gen itu ACAT
atau bukan. Akhirnya kami menemukan bahwa gen itu termasuk ensim DGAT," katanya.
Frase menjelaskan bahwa temuan tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa, tapi
ia juga mengingatkan pada mereka yang menentang perlakuan yang terlalu keras
terhadap pentingnya penemuan tersebut.
"Sekarang kita telah memiliki alat untuk melihat ensim
yang dapat menjadi terapi penting, tapi hal itu terlalu dini untuk
diungkapkan," jelasnya. Ia mengatakan bahwa hasil temuan timnya juga telah
diaplikasikan sistem pertanian karena DGAT memainkan peran penting untuk
menghasilkan biji minyak sintetis seperti minyak canola pada tumbuh-tumbuhan.
Demikian Ulasan ArtikelKesehatan yang bisa saya bahas sebelumnya mohon Maaf bila ada Kesalahan dan kekurangnya Semoga
Bemanfaat bagi para pembaca Terimakasih
Atas kunjungan nya