Ancylostoma
duodenale
Infeksi
parasit cacing ini banyak di laporkan di Eropa Selatan, Afrika Utara, India,
China, Asia Tenggara, Amerika dan Kepulauan Karibia. Cacing ini adalah cacing
kait (hook worm) pertama yang diketahui daur hidupnya pada tahun 1896 oleh
Arthur Loos. Cacing jantan panjangnya 8-11 mm, betina 10-13 mm.
Daur hidup
Cacing betina
dapat bertelur dalam jumlah 25000-30000 butir/hari pada kondisi lembab dan
dingin atau pada suhu optimum 23oC-30oC, sehingga telur
menetas menjadi larva kemudian menjadi cacing muda yang infektif. Cacing muda
melakukan penetrasi melalui kulit hospes definitif, kemudian mengikuti aliran
darah masuk kedalam paru-paru, alveoli, bronchus kemudian ke pharinx. Kemudian
cacing tertelan masuk kedalam intestinum dan bergerak dan mengait dinding
intestinum memakan darah dan jaringan eksudat. Cacing betina kemudian bertelur
dan dikeluarkan melalui feses.
Patologi
Patolofi dari
cacing kait ada 3 fase yaitu: fase invasi, fase migrasi dan fase intestinal.
Larva
infektif masuk melakukan penetrasi melalui kulit dan menyebabkan kerusakan
kecil pada bagian superfisial kulit. Di dalam pembuluh darah cacing merangsang
terjadinya reaksi seluler yang dapat mengisolasi cacing dan membunuhnya.
Sehingga dapat menimbulkan reaksi alergik atau urticaria.
Bila
cacing dapat mencapai paru, larva masuk kedalam alveoli dan bergerak ke bronchi
kemudian ke pharinx. Setiap lokasi dimana larva lewat akan terjadi hemoragik
yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder. Fase ini menimbulkan batuk
kering yang ringan, tetapi bila infeksinya berat dapat menyebabkan pneumonitis.
Fase
intestinal adalah periode yang paling penting dari patologi cacing ini. Pada
waktu mencapai usus halus cacing muda mengait mukosa dengan giginya yang kuat
(buccal kapsul dan gigi) dan mulai memakan darah. Pada kasus infeksi yang berat
cacing ditemukan dari pylorus gastrium sampai ke colon bagian atas, tetapi
biasanya cacing ditemukan terbatas pada sepertiga bagian atas dari usus halus.
Cacing bergerak dari satu tempat ketempat lain, tetapi perdarahan pada lokasi
yang ditinggalkan perdarahan segera terhenti. Diperkirakan penderrita
kehilangan darah 0,15 ml perhari per
ekor cacing. Sehingga pasien dapat kehilangan darah sampai 200 ml pada infeksi
yang berat. Hal tersebut secara sedikit demi sedikit pasien akan kehilangan zat
besi dan akan menimbulkan gejala defisiensi Fe. Gejala anemia terjadi pada
penderita yang mengalami infeksi berat, gejala lain yang terlihat ialah adalah
sakit perut dan anoreksia.
Pada
infeksi yang berat pasien akan menderita defisiensi protein dengan gejala
rambut dan kulit mengering, edema. Pada anak-anak menyebabkan masa kedewasaan
terhambat, kemunduran mental, gangguan jantung dan kematian.
Diagnosis dan pengobatan
Dengan menemukan
telur cacing dalam feses dapat menentukan infeksi cacing ini. Bila
memeprkirakan jumlah ccing yang menginfeksi dapat dilakukan dengan menghitung
telur cacing per gram feses.
Pengobatan
tidak selalu memuaskan untuk membunuh cacing ini beberapa obat dicoba hasilnya
sebagai berikut:
-Hexylresorcinol: cukup baik tetapi menimbulkan efek yang tidak
dikehendaki karena obat ini sangat mengiritasi saluran cerna.
-Tetrachlor etylen: mudah dilakukan dan cukup baik hasilnya serta murah
harganya. Obat ini sangat baik untuk A.
duodenale dan N. americanus,
tetapi tidak efektif terhadap Ascaris.
-Bephenium hydroksinaphtoat, Pyrantel pamoat dan mebendazole: efektif
terhadap cacing kait ini dan juga terhadap Ascaris.
Parasit yang mirip:
-Necator americanus, juga merupakan
cacing kait, banyak dilaporkan di Amerika
-Ancylostoma malayanum Dilaporkan di
Malaysia dan India
-A. Ceylanicum: dilaporkan
di Srilangka, Asia Tenggara, India Timur dan Filippina
-A. baraziliensis: Dilaporkan
di Brazil dan daerah tropik lainnya.