BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar
belakang
Pada umur 3 tahun keterampilan kreatifitas imajinasi,
bahasa , dan kesenangan berbagi rasa, ide, dan keinginan bermain dalam diri
anak meningkat. Anak senang dari suatu aktivitas keaktivitas lain tanpa lelah.
b. Rumusan
Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusu-nan makalah ini adalah
PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 TAHUN Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi
pada:
1.
Kesehatan anak
2.
Emosi dan kepribadian
3.
Masalah emosional
4.
Masalah moral dan sosial
5.
Masalah sehari – hari
6.
Kasus dilapangan dan solusi
C. Tujuan
Penulisan
Pada dasarnya
tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan
khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah psikologi perkembangan anak
Adapun tujuan
khusus dari penyusunan makalah ini adalah:
1.
Kesehatan anak
2.
Emosi dan kepribadian
3.
Masalah emosional
4.
Masalah moral dan sosial
5.
Masalah sehari – hari
6.
Kasus dilapangan dan solusi
d. Manfaat
Penulisan
Apa manfaat
kita mengetahui tumbuh kembang anak ?
Dengan kita
mengetahui tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya kita dapat memantau dan
mendeteksi jika terdapat kelainan atau keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak agar dapat ditangani secara dini melalui stimulasi tumbuh
kembang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan
Para ahli psikologi setuju dengan
pengertian perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang mengarah kepada
kemajuan. Perkembangan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik
psikis yang baru. Perubahan yang dimaksud sebagai perkembangan itu terjadi
apabila individu yang berkembang mengalami dua hal yaitu pertumbuhan dan
belajar. Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan aspek fisik yang Nampak dalam
perubahan ukuran, berat dan struktur. Misalnya bertambah panjangnya tungkai dan
lengan, bertambah tingginya badan, bertambah beratnya badan dan bertambah
sempurnanya susunan tulang dan syaraf ( Elida, 8:2004 ).
Hallen Bee (1978) dalam Elida (8:2004)
menjelaskan suatu konsep lain yang erat kaitannya dengan pertumbuhan adalah
kematangan. Istilah kematangan sering digunakan sebagai arti yang sama dengan
pertumbuhan walaupun sebenarnya tidak persis sama. Perubahan fisik yang
bersifat kuantitas yang disebut pertumbuhan mungkin terjadi karena tercapainya
kematangan, namun tidak seluruhnya perubahan itu disebabkan oleh kematangan,
tetapi karena pengaruh factor luar seperti makanan. Jadi pertumbuhan
dipengaruhi oleh factor luar dan dalam diri individu yang disebut sebagai
kematangan itu. Istilah kematangan menggambarkan pola perubahan fisik dan
keterampilan yang ditentukan oleh factor gene.
Dari aspek lain perkembangan dicapai
karena adanya proses belajar. Karena belajar individu memperoleh pengalaman
baru dan pengalaman baru menimbulkan tingkah laku yang baru. Seorang anak
berkembang, Nampak dalam perubahan cara makan yaitu cara makan dengan tangan
menjadi mampu makan dengan sendok, karena ia belajar dari otang tuanya.
Zulkifli (4:1992) dalam bukunya
psikologi perkembangan membahas perkembangan rohani sejak manusia lahir sampai
menjadi dewasa. Dalam proses perkembangan rahani itu terjadi perubahan
terus-menerus, tetapi perkembangan itu tetap merupakan suatu kesatuan. Diantara
masa-masa perkembangan itu adalah masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak
sekolah, masa remaja (pubertas dan adolesen,dan masa dewasa. Dalam bidang
kesehatan dikemukakan tentang perlunya meningkatkan gizi bagi calon ibu maupun
bayi yang dikandungnya berupa penambahan vitamin-vitamin dan mineral dengan
lebih dahulu berkonsultasi dengan bidan ataupun dokter kandungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
perkembangan anak dapat dilihat secara kualitas dan pertumbuhan anak dapat
dilihat secara kuantitas. Dengan kata lain perkembangan terjadi pada psikis
sedangkan pertumbuhan terjadi pada phisik.
B. Proses Berlangsungnya Perkembangan
Bagaimana berlangsungnya perkembangan
individu, yang diistilahkan dengan dinamika perkembangan telah menimbulkan
perbedaan pendapat diantara para ahli. Perbedaan pandangan tersebut disebabkan
perbedaan pandangan aliran psikologi yang diikutinya. Aliran psikologi assosiasi
yang merupkan pendukung aliran behavioristik, berpendapat bahwa perkembangan
berlangsung dengan penguasaan bagian-bagian dengan proses assosiasi memperoleh
penguasaan yang menyeluruh. Pendidikan menurut mereka memberikan pengetahuan
dan latihan sedikit demi sedikit bagian demi bagian mengarah kepenguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang merupakan kesatuan (unit) dan kompleks.
Berbeda dengan pandangan di atas adalah pandangan para ahli Gestalt yang
berpendapat bahwa perkembangan berlangsung dari penguasaan keseluruhan yang
kemudian berkembang kearah penguasaan yang lebih detail. Pendidikan harus
memberikan pemahaman yang menyeluruh dalam memberikan informasi atau latihan
dan baru membimbing anak kepemahaman yang lebih memdetail (Elida, 12:2004).
Aliran psikologi Assosiasi yang
menitikberatkan kepada perkembangan moral, atau cara manusia bertingkah laku,
berpendapat bahwa perkembangan tingkah laku berlangsung melalui proses
identifikasi atau proses peniruan. Dalam pendidikan pemberian contoh yang ideal
sangat dipentingkan agar perkembangan tingkah laku yang ideal tercapai.
Jadi dari pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa proses berlangsungnya perkembangan anak itu sangat
dipengaruhi oleh proses peniruan dan pemahaman sedikit demi sedikit yang
kemudian berkembang menjadi tingkah laku yang ideal.
Perkembangan berlangsung melalui
aturan-aturan yang prinsip, yang perlu diperhatikan dalam memupuk perkembangan
anak. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah prinsip kesatuan organis, prinsip
tempo dan irama perkembangan, prinsip kesatuan pola, prinsip kematangan,
prinsip kontinuitas, dan prinsip kecepatan.
Masa-masa perkembangan menurut para
ahli psikologi:
a. Pembagian Aristoteles
·
Periode anak kecil,
usia sampai 7 tahun
·
Periode anak sekolah,
usia 7 sampai 14 tahun
·
Periode pubertas,
usia 14-21 tahun
b. Pembagian Comenius
·
Masa sekolah ibu,
sampai usia 6 tahun
·
Masa sekolah bahasa
ibu, usia 6 sampai 12 tahun
·
Masa sekolah bahasa
latin, usia 12 sampai 18 tahun
·
Masa sekolah ibu
tinggi, usia 18 sampai 24 tahun.
c. Pembagian Ch. Buhler
·
Masa pertama, usia
sampai 1 tahun
·
Masa kedua, usia 2
sampai 4 tahun
·
Masa ketiga, usia 5
sampai 8 tahun
·
Masa keempat, usia 9
sampai 13 tahun
·
Masa kedua, usia 14
sampai 19 tahun
d. Pembagian Kohnstamm
·
Masa vital, usia 1
sampai 1,5 tahun
·
Masa anak kecil, usia
1,5 sampai 7 tahun
·
Masa anak sekolah,
usia 7 sampai dengan 14 tahun
·
Masa remaja, usia 14
dengan 21 tahun
·
Masa dewasa, usia 21
tahun keatas.
e. Pembagian Oswald Kroh
·
Trotz periode
pertama, usia 3 tahun
·
Trotz periode kedua,
usia 12-14 tahun
·
Trotz periode ketiga,
usia pada masa akhir remaja
f. Pembagian Jean Piaget
·
Fase sensori motorik (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini
perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan
terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh
keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka
belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
·
Fase Pra Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak
menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat
dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk
meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka
sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang
sistematis - rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
·
Fase operasi konkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak
mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan
aturan kelompok (bekerja sama).
·
Fase operasi
formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada
anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti
konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak
perlu menggunakan alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah
harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka
hadapi ketika memasuki usia pubertas.
C.
Perkembangan Psycho-Sosial
Menurut Erick
Erickson perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang
dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap:
1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama
adalah tahap pengembangan rasa percaya diri.
Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu. Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu. Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu)
3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini
anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada
usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal
yang berbau fantasi.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini
sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih
memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Pembicaraan mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan, membahas tentang hal-hal yang memungkinkan
berlangsung atau tidak berlangsungnya perkembangan itu. Para ahli dari berbagai
aliran mengemukakan kecenderungan yang berbeda-beda mengenai hal ini. Dibawah
ini dikemukakan pendapat para ahli Nativisme, Empirisme, Konvergensi (Elida,
18:2004).
Para ahli aliran nativisme mengemukakan
bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh factor dalam diri yang
dibawa semenjak lahir. Factor itu disebut bakat, baik bakat fisik maupun bakat
psikis. Bakat fisik adalah potensi yang menetukan sifat fisik individu apakah
ia akan menjadi tinggi, rendah, gemuk, kurus, kuning, hitam dsb. Bakat psikis
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu bakat umum atau intelegensi dan bakat
khusus. Misalnya potensi untuk menjadi penari, pelukis, pemahat dll. Para ahli
aliran ini biasanya mempertahankan pendapat ini dengan menunjukkan bukti bahwa
terdapat persamaan antara orang tua dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayah
atau ibu ahli musik maka anak-anaknya cenderung untuk menjadi ahli music pula.
Para ahli aliran empirisme dengan
tokohnya Jhon Locke berpendapat bahwa yang paling menentukan dalam perkembangan
individu adalah factor lingkungan pendidikan, sedangkan factor dalam diri
individu dianggap tidak memegang peranan penting. Aliran ini ada kelemahannya
juga jika pendapat ini benar maka kita sebagai pendidik akan dapat menciptakan
manusia sesuai dengan keinginan kita, toh mereka gagal.
Oleh karena itu munculah aliran ketiga
yang merupakan jalan tengah antara kedua aliran di atas. Aliran ini disebut
dengan aliran konvergensi. Pendapat ini dianggap dapat mengatasi pendapat yang
berat sebelah itu. Tokoh dari aliran ini adalah William Stern, yang berpendapat
bahwa individu berkembang sebagai hasil pengaruh perpaduan antara factor-faktor
hereditas (dalam diri individu) dan pendidikan (lingkungan). Bakat sebagai
suatu potensi yang telah dimiliki secara hereditas baru dapat terealisasi dalam
bentuk penampilan jika lingkungan memungkinkannya, misalnya seorang seorang
anak berbakat untuk menjadi pemain music, tetapi jika lingkungan tidak
menyediakan alat music, dan tidak memberi kesempatan untuk berlatih bermain
music, maka bakat tersebut tidak akan muncul (tetap potensial).
Sesuai dengan pendapat di atas dapat
dipahami bahwa perkembangan anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keturun
(hereditas) namun juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Selain itu Anneahira berpendapat dalam
Asianbrain bahwa Pada umumnya anak memiliki
pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak antara lain:
a.
Faktor Dalam
· Ras/etnik atau bangsa : Anak yang dilahirkan dari
ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memilki faktor herediter ras/bangsa Indonesia
atau sebaliknya
· Keluarga: Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus
· Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa
prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
· Jenis kelamin : fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki-laki.. Tetapi setelah melewati masa
pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat
· Genetik : adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada
tumbuh kembang anak seperti kerdil.
· Kelainan kromosom : Kelainan kromosom umumnya disertai
dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down's dan sindroma Turner's.
b. Faktor
Luar
1) Faktor prenatal
· Gizi : Nutrisi ibu hamil terutama dalam trisemester akhir
kehamilan akan mempengaruhipertumbuhan janin
F.J Monks (2006)
dalam bukunya psikologi perkembangan berpendapat bahwa mulai konsepsi sampai
kelahiran, yaitu pada masa pranatal, anak sudah mengalami pengaruh dari luar.
Keadaan fisik dan psikis ibu yang baik dan seimbang adalah persyaratan mutlak
bagi perkembangan pranatal anak yang sehat, meskipun sampai saat ini belum bisa
ditentukan seberapa jauh faktr luar tadi memberikan pengaruh positif maupun
negatif pada janin dalam kandungan tersebut.
Sejak dilahirkan
seorang anak bukan hanya merupakan makhluk yang reaktif saja, melainkan juga
suatu pasangan yang aktif yang memberikan pengaruh pada lingkungan dan dengan
demikian juga memberikan pengaruh terhadap dirinya sendiri. Karena arah
perhatian sosial serta meningkatnya kemungkinan motoris dan kognitif
bertambahlah lingkup aktifitas bayi dengan cepat. Tingkah laku lekat, kelekatan
dengan ibu (atau dengan objek lekat yang lain), merupakan ciri khas
perkembangan anak pada tahun pertama.
· Mekanis : Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan
kongenital seperti club foot
· Toksi/zat kimia :beberapa obat-obatan dapat menyebabkan
kelainan kongenital.
· Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan
pada janin seperti deformitas anggota gerak
· Infeksi : Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh
virus TORCH dapat menyebabkan kalainan pada janin, katarak, bisu tuli,
retasdasi mental dam kelainan jantung.
· Kelainan imunologi : Adanya perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah
janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan kerusakan
jaringan otak
· Psikologi ibu : Kehamilan yang tidak diinginkan,
perlakukan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain
2) Faktor Persalinan, Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma
kepala, asfiksia dapat menyebabkan keruskaan jaringan otak
3) Faktor Pascasalin
· Gizi : untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan
yang adekuat
· Penyakit kronis/kelainan kongenital : tuberkolosis,
anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani
· Lingkukan fisis dan kimia : Lingkungan sebagai tempat
anak hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat
kimia tertentu mempunya dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4) Psikologis
Hubungan
anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang
tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya
5) Sosio-Ekonomi
Kemisikinan
selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan
ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
6) Lingkungan Pengasuhan
Pada
lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang
anak
7) Stimulasi
Pertumbuhan
memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan
alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak.
8) Obat-obatan
Pemakaian
kortikosteroid jangka lama akan menghamba pertumbuhan, demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya
produksi hormon pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
F.J.Monks, dkk.
2006. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Jogjakarta:
UGM.
Prayitno, Elida.
2004. Perkembangan Individu I (Perkembangan Anak Usia Dini dan Sekolah Dasar).
Padang: UNP.
Zulkifli. 1986.
Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/index.htm
http://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.html
http://bidanku.com/index.php?/Faktor-Perkembangan-Anak
http://psikologianakindonesia.wordpress.com/category/perkembangan-anak/